Kamis, 17 Januari 2019

Sinopsis Novel Bidadari Bermata Bening Karya Habiburrahman El Shirazy Lengkap


4.1  Sinopsis Novel Bidadari Bermata Bening Karya Habiburrahman El Shirazy
Ayna Mardeya merupakan santri sekaligus merangkap jadi khadimah (Pelayan Pondok Pesantren) di pondok pesantren  Kanzul Ulum desa Candiretno, Secang-Magelang. Ayna sejak kecil sudah ditinggal ibunya dan sejak lahir ditinggal ayahnya, ibunya seorang perempuan soleha yang tinggal di Kaliwenang Tanggungharjo, Gerobogan. Hidupnya sangat sederhana  gubug yang rapuh dan makan seadanya membuat ia bertekad untuk menjadi TKW di arab, namun pihak agen penyaluaran membawa ibunya ke Amman Yordania, bukan ke Arab. di yordania ibunya bertemu dengan  Abdullah Jalal yang sekarang menjadi istri ibunya. Namun disayangkan Abdullah Jalal meninggal sebelum Ayna Lahir, karena di amman tidak punya saudara Akhirnya Ibu Ayna pulang dan melahirkan Ayna di Indonesia, Kaliwenang. Beberapa minggu setelah kelahirannya, Ibunya Ayna menyerahkan Ayna ke Pakde dan Bukdenya karena merasa tidak sanggup untuk membesarkannya. Hingga akhirnya  Ayna dibesarkan oleh pakde dan budenya, sekarang Ayna melanjutkan sekolahnya di MA di Pondok Pesantren  Kanzul Ulum desa Candiretno, Secang-Magelang.
Lingkunngan ponpes membuatnya merasa nyaman bertemu dengan teman-teman seusianya dan juga senanpg dapat membantu Nyai Nur Fauziyah yang bukan lain merupaka istri dari pengasuh ponpes yaitu Kiyai Sobron, Bu Nyai mempunyai anak yaitu gus Asif Barkhiyah dan Gus Muhamdd Afif, diam-diam Ayna suka dengan Gus afif namun perasaannya ia pendam jau-jauh karena merasa tidak pantas. ketika diberi tugas Ayna langsung terampil tangkas dan penuh tanggung jawab mengerjakannya, bahkan ketika tanpa disuruhpun ia punya inisiatif untuk mengerjakannya ditambah dengan sifatnya yang baik sabar dalam melayani santri yang lain ketika antre memberikan makanan, pengertian dan perilakunya yang ramah, sopan, dan santun membuatnya disukai banyak orang-oranng baik para santri, khadimah, dan para pengasuh ponpes.
      Ibarat dua mata sisi uang, tidak semua orang menyukai sikap kita termasuk Ayna, seorang santri bernama Neneng begitu membencinya, Neneng selalu mengolok-olok bahwa Ayna adalah anak haram karena lahir dari ibu TKW yang tidak memiliki ayah. Sekali, duakali ayna masih bisa sabar dan menerima perlakuan dari Neneng tapi puncaknya ketika pengumuman nilai hasil ujian dengan menggembirakan Ayna mendapat nilai yang bagus sehingga menjadi peringkat nomor 1 (satu) di ponpesnya dan masuk 10 (sepuluh) besar nilai tertinggi se-Nasional. Prestasi yang membanggakan ini menyulut emosi neneng yang mendapatkan nilai rendah karena membeli bocoran jawaban UN yang ternyata salah dengan lalu Neneng mencaci maki Ayna di depan para santri tentang asal usul Ayna, bahwa Ayna adalah anak haram. Mendengan laporan Zulfa bahwa Neneng menghina ibunya, Ayna tidak terima akhirnya emosi Ayna memuncak dan mendorong  Neneng hingga jatuh, Neneng tidak terima lalu ambil kayu dan mencoba memuli Ayna namum Ayna dapat menghindar, Ayna menendang Neneng hingga terjatu dan pelipisnya berdarah. Keduanya disidang oleh Kyai Sobron dan Nyai Nur Fauziyah, Ayna pun menjelaskan peristiwa yang sebenarnya setelah ayna bercerita ditambah dengan rekaman video yang sempat direkam oleh Zulfah akhirnya Kyai Sobron menyimpulkan bahwa Ayna tidak bersalah.
Setelah lulus pesantren Ayna bingung mau melanjutkan pendidikannya. Banyak teman-temannya yang akan melanjutkan kuliah di perguruan tinggi negri, kuliah di luar negeri, bekerja di perusahaan , dan bahkan ada yang ingin langsung mennikah. Akhirnya ayna memutuskan untuk tetap mengabdi di pesantren karena ia beranggapan di Kaliwenang ia sudah tidak punya orang tua hanya ada Pakde dan Bude yang menurutnya sikapnya kurang baik terhadap dirinya, bahkan ketika perpisahan di ponpes mereka tidak datang padahal Ayna mendapat peringkat nomor 1 (satu) begitu pikirnya. Tapi berbeda dengan Nyai Nur Fauziyah yang menyuruh Ayna pulang terlebih dahulu lalu minta izin ke pakdenya untuk mengabdi.
Setelah pulang ke kampung halaman, Ayna begitu merasa begitu rindu dengan suasana desa kemudian ia kaget mendapati rumahnya telah berubah menjadi bagus. dindingnya seperti baru saja dicat, ia bertemu dengan pakde darsono dan budenya, serta Aripah dan Atiah. Perilaku mereka kurang baik terhadap Ayna hanya Atikah yang baik, di desanya banyak majelis ta’lim yang memintanya untuk mengisi pengajian karena masyarakat tahu bahwa Ayna merupakan lulusan terbaik dari pesantren bahkan fotonya sudah dimuat di koran lokal.  Hari berganti minggu, minggu berganti bulan Ayna sudah tidak nyaman lagi di rumah dan ingin ke ponpes namun itu dilarang oleh pakdenya, hingga akhirnya Kyai sobron dan Nyai Nur Fauziyah serta saudaranya datang ke rumahnya bermaksud untuk melamar Ayna, menikahkan Ayna dengan Kyai Yusuf Badrudduja. Namun Ayna tidak bisa menjawab Ayna serahkan semuanya ke pakde dan budenya yang mewakili sebagai orang tuanya, lalu pak darsun meminta waktu seminggu untuk memikirkannya, setelah satu minggu Nyai dan Kyai Sobron datang lagi ke rumah Ayna untuk menagih jawaban, Ayna pun sangat senang dengn kehadiran Kyai Sobron dan berharap Pak Darsun dapat mengizinkan dirinya menikah dengan Kayai Yusuf meskipun seorang duda dengan dua anak.
Namun sepertinya harapan untuk menikah dengan Kyai Yusuf sirna karena pakde menolak lamaran tersebut, hati Ayna bersedih karena tidak bisa tinggal bersama Nyai lagi di pesantren. Namun beberapa hari kemudian Muhamadd Afif datang ke rumahnya bersama pak Kardi, Gus Afif kemudian bertemu dengan Ayna dan mengungkap bahwa Gus Afif jatuh cinta dengan Ayna dan akan melamarnya secepat mungkin, Ayna yang jatuh hati pun tidak bisa berbuat apa-apa karena terharu tapi ia ingat pesan Nyai bahwa Gus Afif harus sekolah dulu jangan berumah tangga kalo Gus Afif menikah bubar semuanya, kata-kata itu selalu teringiang karena itu Ayna menolak dilamar Gus Afif kecuali Nyai Nur Faizah dan Kyai Sobron yang datang melamarnya. Gus Afif pun menyaggupinya.
Mas Yoyok merupakan teman Aripah dan orang yang terpandang di desanya rupanya menaruh hati kepada Ayna, Mas Yoyok berusaha mendekati Ayna dengan cara memberi hadiah jalan-jalan atas dasar prestasi Ayna, awalnya Ayna menolak namun akhirnya mau karena dipaksa oleh Aripah dan Atikah. Rupanya pakde dan bude tau kalo Mas Yoyok suka pada Ayna, maka Pakde memberi saran kepada Ayna untuk menikah saja dengan Mas Yoyok tapi Ayna menolak karena ia merasa belum kenal dengan Mas Yoyok. Pakde dan budenya selalu membujuk untuk menikah dengan Mas Yoyok hingga pada suatu hari Mas Yoyok datang bersama orang tuanya untuk melamar Ayna dan pakde pun menerima lamaran tersebut, Ayna tidak bisa menolak keputusan pakdenya. Ayna mencari tahu siap mas yoyok sebenarnya, sikapnya bagaimana dan bisnisnya apa, sampailah Ayna bertemu dengan mbah Rukmini dan Mbak Rosa, lalu diceritakan semua tentang Kusmono dan Yooyok. Mereka adalah orang konglomerat yang terpandang, ia juga Anggota DPRD. Bisnisnya banyak mulai dari karoeke, warung remang-remang, hingga jualan beras di pasar.
Waktu lamaran akhirnya tiba, Yoyok datang bersama Pak Kusmono untuk melamar Ayna dan Pakde langsung menerimanya. Acara pernikahan dilangsungkan pada hari sabtu awal minggu bulan Dzulhijah. Ketika Ayna sedang sibuk menulis undangan pernikahannya, tiba-tiba Pak Kyai dan Bu Nyai datang ke rumah bersama Gus Afif. Melihat undangan yang berserakan Bu Nyai pun kaget, ia menyadari bahwa kedatangan Gus Afif untuk melamar Ayna sudah terlambat, Gus Afifi yang tidak percaya dengan ini semua tiba-tiba sedih dan kepalanya ambruk di atas meja, Ayna yang melihat itu semua tiba-tiba menangis sedih. Kemudian Pak Kyai, Bu Nyai dan Gus Afif pulangdengan keadaan sedih terutama Gus Afif.
Hari pernikahan pun tiba Yoyok terlihat gagah dan Ayna terlihat cantik, acara berlangsung sangat meriah banyak pejabat yang datang dan memberi selamat kepada kedua mempelai. Selesai acara Yoyok dan Ayna pindah, mereka menempati rumah yang baru. Sesuai dengan syarat yang telah diajukan Yoyok tidak boleh menyentuh Ayna kecuali ia sudah bisa baca Al-Qur’an. Syarat itu masih berlaku sampai sekarang, satu bulan setelah pernikahan sikap Yoyo akhirnya terbongkar semua, Yoyok suka mabuk dan pulang malam, suka main judi, dan main perempuan bersama teman-temannya. Hal itu membuat Ayna tidak tahan hidup dengan Yoyok. Suatu hari Ayna dipanggil oleh mertuanya, Pak Kusmono. Pak Kusmono bercerita bahwa dirinya dan Yoyok terancam masuk penjara karena kasus korupsi karena itu Pak Kusmono bermaksud untuk minta bantua kepada Ayna. Salah satu penyelidik kasus korupsi tersebut rupanya jatuh cinta kepada Ayna dan ia akan membebaskan Pak Kusmono dan Yoyok jika ia bisa menikah dengan Ayna. Karena itu Pak Kusmono minta Ayna dan Yoyok bercerai setelah itu Ayna menikah dengan penyelidik teersebut, Pak Brams Badrudduja. Ayna yang mendengar itu merasa sedih dan bergetar. Ia tidak menyangka nasibnya akan seperti ini.
Gus Afif mendadak sakit setelah peristiwa di rumah Ayna. Ia tidak mau makan dan hanya terebaring lemah di kamarnya, Bu Nyai yang melihat itu merasa bersedih dan bersalah karena ia tidak segera melamar Ayna Tiga hari kemudian Ayna resmi bercerai dengan Yoyok, namun diluar dugaan Pak Kusmono dan Yoyok ternyata masuk penjara tidak seperti awal sesuai kesepakatan. AYna yang melihat peluang untuk terlepas dari keluarga Pak Kusmono akhirnya kabur dari rumah, dan menuju teman ibunya yang ada di bogor, ia ingat bahwa teman ibunya pernah hutang ke ibunya.
Setelah smapai di bogor ia kemudian pergi ke bandung, di bandung ia tidak punya tujuan , Ayna sempat bekerja di kafe namun tidak lama. Setelah itu ia bertemu dengan Bu Rosidah orang yang ia tolong ketika Bu Rosidah mengalami kecopetan. Akhirnya Ayna mendapatkan pekerjaan di kantor Bu Rosidah sebagai Office Boy, karena kerjanya yang bagus displin dan cekatan beberapa bulan kemudia ia diaangkat menjadi asisten Bu Rosidah hingga Ayna sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh Bu Rosidah. Selain bekerja Ayna juga kuliah di fakultas bisnis dan mengikuti training bussines berbekal itu Ayna mencoba untuk membuka usaha dengan nama  “Roti Barokah”. Sibuk dengan kehidupan yang baru tiba-tiba Ayna dapat kabar bahwa Bu Nyai sedang sakit terbaring lemah, dengan tergesa-gesa Ayna pergi ke rumah sakit menemui Bu Nyai. Tiba di rumah sakit tangis Ayna dan Bu Nyai pecah tak terhingga. Di waktu yang bersamaan Gus Afif juga dihubungi untuk pulang menengok Ayna, Gus Afif yang kebetulan kerja di rumah jalanan nilik Ayna bersedia untuk pulang stelah dibujuk oleh kakanya, Gus Asyq.
Pada satu ruangan terdapat Kyai Sobron, Ayna, Gus Afif, dan Bu Nyai Nur Fauziyah. Suasana saat itu campur aduk, bahagia, sedih, dan terharuh menjadi satu. Bu Nyai yang tidak ingin mengulangi kesalahannya lagi lalu ia berkata ingin menikahkan Ayna dan Gus Afif sekarang juga.betapa bahagianya Gus Afif dan Ayna mendengar perkataan Bu Nyai, akhirnya keduanya menikah di rumah Pak Kyai, acara pernikahan pun sangat meriha. Setelah menikah lalu Gus Afif dan Ayna pergi ke Amman Yordania untuk bulan madu dan menimba ilmu di sana. Ayna dan Afif sangat terlihat bahagia hingga Akhir cerita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar