RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sindang
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/2
Materi
Pokok : Puisi
Alokasi
Waktu :
2 × 45 menit (1 × Pertemuan)
A. KOMPETENSI
INTI
KI 1 : Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati
dan mengamalkan perilakujujur,disiplin,santun,peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai),bertanggung jawab,responsif, danpro-aktif, dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional, dan kawasan internasional.
KI 3 : Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR
3.17 Menganalisis
unsur pembangun puisi.
C. INDIKATOR
PENCAPAIAN KOMPETENSI
1.
Merumuskan
unsur-unsur pembangun puisi
2.
Menganalisis
unsur intrisik puisi
3.
Menganalisis
unsur ekstrinsik puisi
D.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran selesai diharapkan siswa mampu:
1.
Merumuskan
unsur-unsur pembangun puisi
2.
Menganalisis unsur
intrinsik puisi
3.
Menganalisis unsur
ekstrinsik puisi
E. MATERI PEMBELAJARAN
1.
Unsur-unsur puisi
2.
Unsur intrinsik puisi (diksi, imaji,
kata konkret, majas, rima/irama, tipografi, tema/makna, rasa, nada, dan amanat
dalam puisi)
3.
Unsur ekstinsik puisi (latar
belakang pengarang, unsur sosial dan budaya, dan unsur nilai)
F.
PENDEKATAN, METODE DAN MODEL
PEMBELAJARAN
Pendekatan :
Saintifik
Model :
Discovery Based
Learning
Metode : Ceramah, diskusi kelompok,
tanya jawab, dan penugasan.
F. MEDIA,
ALAT DAN BAHAN
Media pembelajaran : a. Teks Puisi
b. Power Point
c. Flashcard
Alat pembelajaran : a. Papan tulis
b. Spidol+Penghapus
c. Proyektor
d. Laptop
G.
SUMBER BELAJAR
a. Kosasih, Engkos. 2013. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk
SMA/MA Kelas X.
Kelompok Wajib.Penerbit Erlangga.
b. Kemendikbud Edisi
Revisi 2017. 2017. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas
X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
c. Buku-buku
antologi puisi
d. Internet.
H.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (@2×45 Menit)
No.
|
Langkah-langkah
|
Kegitan
|
Alokasi
waktu
|
1.
|
Kegiatan
Awal
|
|
10
menit
|
|
|
1.
Guru membuka dengan salam dan siswa meresponnya.
2.
Siswa bersama guru berdoa sebelum pelajaran dimulai
3. Guru mengkondisikan siswa dengan suasana menyenangkan agar siswa siap mengikuti pembelajaran,
dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa
4. Guru
menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh
siswa dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
5. Siswa
menerima informasi dan menyimak penjelasan
pembelajaran yang akan dilalui.
|
|
|
Kegiatan
Inti
|
|
65 menit
|
|
1. Stimulation (pemberian
rangsangan)
|
1. Siswa diberikan contoh puisi oleh guru
2. Siswa dan guru melakukan diskusi
interaktif mengenai materi
yang sedang dibahas, yaitu mengenai unsur-unsur yang terdapat dalam puisi
(unsur intrinsik dan ekstrinsik).
|
|
|
2. Problem statement (identifikasi masalah)
|
1. Siswa diminta untuk membaca teks puisi yang telah
dibagikan oleh guru.
2. Guru meminta siswa untuk menganalisis unsur intrinsik yang
terdapat dalam teks puisi yang telah dibagikan.
3. Siswa melakukan diskusi bersama
kelompoknya dengan bimbingan
guru yang siap mengarahkan.
|
|
|
3.
Data Processing (pengolahan data)
|
1. Siswa
bersama kelompoknya menganalisis unsur-unsur puisi yang terdapat dalam teks
puisi yang telah dibagikan
2. Setiap
kelompok menyusun hasil
|
|
|
4.
Verification
(Pemeriksaan data)
|
1.
Setiap kelompok mempresentasikan
hasil diskusinya
2.
Kelompok lain memberi komentar
terhadap hasil diskusi yang dipresentasikan.
3.
Setiap kelompok yang presentasi
mencatat masukan-masukan dari kelompok lain.
4.
Siswa berdialog interaktif tentang presentasi yang dilakukan oleh
kelompok dengan penguatan dari guru.
|
|
|
5.
Generalisation
(penarikan kesimpulan)
|
1. Setiap kelompok menyempurnakan hasil
presentasinya berdasarkan masukan-masukan dari kelompok lain.
|
|
3.
|
Kegiatan Penutup
|
|
15
menit
|
|
|
1. Siswa
bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
2. Guru
memberikan umpan balik positif terhadap siswa
3. Guru
bersama siswa melakukan refleksi terkait dengan materi pembelajaran.
4. Siswa menyimak penjelasan kegiatan pada pertemuan
berikutnya dari guru.
5. Guru
menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
|
|
b. Penilaian kognitif atau pengetahuan
No
|
Nama Siswa
|
Kriteria yang diberi skor
|
|||||
Menjelaskan
|
Menyebutkan
|
Menemukan
|
Mengidentifikasi
|
Menyimpulkan
|
Total skor
|
||
1.
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
|
|
|
|
*) Ketentuan skor maksimal
ideal
Menjelaskan :
10
Menyebutkan :
10
Menemukan :
20
Mengidentifikasi :
30
Menyimpulkan :
30
Total skor ideal : 100
c. Penilaian keterampilan
No.
|
Aspek yang Dinilai
|
Kriteria Jawaban
|
Skor
|
1
|
Isi
|
Isi persis sama
dengan aslinya,
|
27 - 30
|
singkat, padat, dan
mudah dipahami.
|
|||
Isi cukup sama
dengan aslinya,
|
22 - 26
|
||
singkat, padat, dan
mudah dipahami.
|
|||
Isi kurang sama
dengan aslinya,
|
17 - 21
|
||
kurang tepat,
tetapi masih mudah dipahami.
|
|||
Isi tidak sama
dengan aslinya,
|
13 - 16
|
||
tidak tepat, dan
tidak mudah dipahami.
|
No.
|
Aspek yang Dinilai
|
Kriteria Jawaban
|
Skor
|
2
|
Organisasi
|
Sangat teratur dan
rapi, sangat jelas, sangat
|
18 - 20
|
kaya akan gagasan,
urutan sangat logis.
|
|||
Teratur dan rapi,
jelas, kaya akan gagasan,
|
14 - 17
|
||
urutan logis.
|
|||
Kurang teratur dan
rapi, kurang jelas,
|
10 - 13
|
||
kurang gagasan,
urutan kurang logis.
|
|||
Tidak teratur dan
rapi, tidak jelas, miskin
|
7 – 9
|
||
akan gagasan,
urutan tidak logis.
|
|||
3
|
Diksi
|
Penggunaan diksi
sangat tepat dan bervariasi.
|
18 - 20
|
Penggunaan diksi
kurang tepat dan tidak
Bervariasi
|
14 - 17
|
||
Penggunaan diksi
tidak tepat tetapi tidak
|
10 - 13
|
||
mengganggu
pemahaman.
|
|||
Penggunaan diksi
tidak tepat dan mengganggu
|
7 – 9
|
||
pemahaman.
|
|||
4.
|
Tata Bahasa
|
Menggunakan bahasa
baku, kalimat yang
|
22 - 25
|
digunakan
komunikatif dan menarik, tidak
|
|||
ada kalimat yang
ambigu.
|
|||
Menggunakan bahasa
baku, kalimat yang
digunakan
komunikatif dan menarik, terdapat
sedikit kalimat
yang ambigu.
|
18 - 21
|
||
Menggunakan bahasa
kurang baku, kalimat
yang digunakan
kurang komunikatif dan
menarik, terdapat
kalimat yang ambigu.
|
11 - 17
|
||
Menggunakan bahasa
tidak baku, kalimat
yang digunakan
tidak komunikatif dan menarik, banyak terdapat kalimat yang
ambigu.
|
5 - 10
|
||
5.
|
Ejaan
|
Menguasai aturan
penulisan dan tidak terdapat
kesalahan ejaan.
|
5
|
Cukup menguasai
aturan penulisan, terdapat
beberapa kesalahan
ejaan, tetapi tidak
mengaburkan makna.
|
4
|
||
Kurang menguasai
aturan penulisan, sering
melakukan kesalahan
ejaan, dan mengaburkan makna.
|
3
|
||
|
|
Tidak menguasai
aturan penulisan, terdapat
banyak kesalahan
ejaan, tulisan tidak terbaca
atau tidak laik
nilai.
|
2
|
Jumlah skor
|
34-100
|
Rumus yang digunakan untuk mengubah skor menjadi nilai:
Jumlah Skor Siswa
Skor Total Ideal
Konversi Nilai
Nilai
|
Klasifikasi
|
91 - 100
|
Sangat Baik
|
83 - 90
|
Baik
|
75 – 82
|
Cukup
|
67 – 74
|
Kurang
|
0 – 66
|
Kurang Sekali
|
Pembelajaran
Remedial
Pembelajaran remedial akan dilakukan
segera setelah kegiatan penilaian dan dilakukan bagi peserta didik capaian
KDnya belum tuntas.
Indramayu,
14 Februari 2018
Guru
Praktik,
RESTU FIRMAN SARI
NPM. 882010114055
LAMPIRAN
1
Materi Pembelajaran
Unsur-unsur puisi,merupakan
unsur yang berpengaruh pada pembentukan suatu puisi. Unsur-unsur itu berada
pada wujud puisi itu sendiri. Unsur-unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1.
Unsur
Intrinsik
Unsur intrinsik puisi
merupakan unsur yang membangun puisi dari dalam. Unsur intrinsik puisi dibagi
menjadi dua, yaitu: struktur batin dan struktur fisik
·
Struktur Batin
Struktur batin puisi
adalah unsur pembangun puisi yang tidak tampak langsung dalam penulisan
kata-katanya. Struktur batin terdiri dari:
a.
Tema
Puisi
Tema adalah pokok
persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair. Dari pokok persoalan itu kemudian
lahir pula amanat atau pesan-pesan tertentu. Puisi yang dibuat biasanya
bertemakan tentang ketuhanan, kemanusiaan, kritik sosial, percintaan, dsb.
b.
Rasa (feel)
Pengertian rasa sebagai unsur puisi adalah sikap penyair terhadap
pokok persoalan yang ditampilkan. Menurut Waluyo (1991:121) perasaan penyair
dalam puisinya dapat dikenal melalui penggunaan ungkapan-ungkapan yang
digunakan dalam puisinya karena dalam menciptakan puisi suasana hati penyair
juga ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca. Sesuai dengan
pendapat Tarigan (1984:11) bahwa rasa adalah sikap penyair terhadap pokok
permasalahan yang terkandung dalam puisinya.
c.
Nada
Menurut Tarigan (1984:17) nada adalah sikap sang
penyair terhadap pembacanya atau dengan kata lain sikap sang penyair terhadap
para penikmat karyanya, seperti : merenungkan, menertawai, memaharahi,
menyindir, menasihati, menggurui, menasehati, mengejek, dan lain-lain.
d.
Amanat
Amanat
merupakan maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan, pesan, tujuan yang hendak disampaikan penyair
melalui puisinya. Secara sadar ataupun tidak seorang penyair yang juga
merupakan sastrawan dan anggota masyarakat khususnya yang berperan dalam
literasi harusnya bertanggungjawab dalam menjaga kelangsungan hidup dan
ketenangan dalam masyarakat sesuai dengan hati nuraninnya. Oleh karena itu,
puisi selalu ingin mengandung amanat (pesan). Walaupun menurut Waluyo
(1991:130) dalam banyak puisi, para penyair tidak secara khusus dan sengaja
mencantumkan amanat dalam puisinya. amanat tersirat di balik kata dan juga di
balik tema yang diungkapkan penyair.
·
Struktur Fisik
Struktur fisik puisi
adalah unsur pembangun puisi yang bersifat fisik atau nampak dalam bentuk
susunan kata-katanya.Struktur fisik terdiri dari:
a.
Diksi
Diksi adalah pilihan kata yang dipakai untuk
mengungkapkan perasaan dalam puisi. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk
menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik
dalam dunia katang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam
memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak
dapat lari dari kamus. Kamus memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang
pemakaian kata-kata. Dalam hal ini, makna kata yang tepatlah yang diperlukan.
b.
Imaji/Pengimajian/Citraan
Imaji/pengimajian/citraan
adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau imajinasi.
Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah merasa, mendengar, atau
melihat sesuatu yang diungkapkan penyair. Dengan kata-kata yang digunakan
penyair, pembaca seolah-olah: mendengar suara (imajinasi auditif), melihat
benda-benda (imaji visual), serta meraba dan menyentuh benda-benda (imaji
taktil).
c.
Kata
konkret/Penggunaan Makna
Kata konkret adalah penggunaan kata-kata yang tepat/diksi yang baik yang bermakna konotasi oleh penyair. Kata konkret adalah kata yang bermakna
tidak sebenarnya. Kata itu telah mengalami penambahan-penambahan baik itu
berdasarkan pengalaman, kesan, imajinasi, maupun yang lainnya. Dalam puisi hampir
semua kata bermakna konotasi. Lebih-lebih pada kata yang berlambang, hampir
dipastikan maknanya itu selalu bermakna konotasi. Seperti kata tunas kelapa yang menggambarkan
pancasila.
d.
Majas
Majas adalah bahasa kias/gaya
bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau
pembaca.
Berikut bahasa kias/Majas atau bahasa figuratif yang biasa digunakan dalam
puisi ataupun karya sastra lainnya:
·
Perbandingan/ Perumpamaan
(Simile): Perbandingan atau perumpamaan (simile) ialah bahasa kiasan yang
menyamakan satu hal dengan hal yang lain dengan mempergunakan kata-kata
pembanding seperti bagai, bak, semisal, seumpama, laksana dan kata-kata
pembanding lainnya.
·
Metafora: Bahasa kiasan seperti
perbandingan, hanya tidak mempergunakan kata-kata pembanding seperti bagai,
laksana dan sebagainya. Metafora ini menyatakan sesuatu sebagai hal yang sama
atau seharga dengan yang lain yang sesungguhnya tidak sama.
·
Personifikasi : Kiasan ini
mempersamakan benda dengan manusia. Benda-benda mati dibuat dapat
berbuat, berfikir dan sebagainya. Seperti halnya manusia dan banyak
dipergunakan penyair dulu sampai sekarang. Personifikasi membuat hidup lukisan
di samping itu memberi kejelasan kebenaran, memberikan bayangan angan yang
konkret.
·
Alegori: Cerita kiasan ataupun
lukisan kiasan. Cerita kiasan atau lukisan kiasan ini mengkiaskan hal lain atau
kejadian lain.
e.
Rima dan Ritma
Salah satu unsur unsur puisi yang penting dan ada dalam puisi sebagai unsur
fisik yang membuat suatu puisi unik dan terdengar berbeda dengan yang lainnya
adalah rima dan ritma. Berikut penjelas rima dan ritma sebagai unsur unsur
fisik puisi:
(1.)
Rima: pengulangan bunyi dalam puisi untuk
membentuk musikalisasi atau orkestrasi sehingga puisi menjadi menarik untuk
dibaca. Rima membuat efek bunyi makna yang diinginkan oleh penyair puisi
menjadi indah dan menimbulkan makna yang lebih kuat sehingga pesan dapat lebih
tersampaikan kepada para pembaca puisi.
(2.) Ritma: pertentangan bunyi, tinggi
rendah, panjang pendek, keras lemah, yang mengalun dengan teratur dan berulang-ulang
sehingga membentuk keindahan.
f.
Tipografi
atau Perwajahan
Struktur fisik puisi membentuk
tipografi yang khas puisi. Tiprografi adalah bentuk visual yang dapat
menambahkan makna dalam puisi dan bentuknya dapat ditemukan pada jenis puisi
konkret. Tipografi dalam puisi memiliki bermacam macam bentuk. Macam mcam
bentuk tipografi dalam puisi contohnya grafis, kaligrafi, kerucut dan
sebagainya. Jadi tipografi memberikan ciri khas puisi pada periode angkatan
tertentu. Susunan penulisan dalam puisi disebut tipografi.
2.
Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik puisi merupakan
unsur yang membangun karya sastra puisi dari luar karya puisi. Unsur eksrinsik terdiri
dari:
a.
Latar Belakang Penyair
Latar belakang cukup berpengaruh
dalam pembuatan puisi, misalkan penulis puisi yang latar belakangnya berasal
dari keluarga miskin, maka jika ia membuat puisi akan sangat menyentuh hati
para pembacanya, yang terbawa dari latar belakang penulis sehingga mampu
dikesankan dalam sebuah puisi.
b.
Kondisi Sosial dan Budaya
Sosial
berkenaan dengan masyarakat misalnya hubungan individu dengan individu,
individu dengan kelompok, ataupun kelompok dengan kelompok. Bentuknya dapat berupa
kebersamaan ataupun pertentangan.
Sementara
itu budaya adalah hasil kreasi, cipta karya manusia, baik benda, perilaku,
ataupun pemikiran. Wujudnya dapat berupa bahasa, kesenian, sistem kepercayaan,
ilmu pengetahuan dan hasil-hasil teknologi.
Latar belakang
sosial budaya juga terkait dengan asal usul, kesukuan, daerah, dan bahasa
daerah yang digunakan. Latar belakang sosial budaya penyair akan berpengaruh
pada kreativitas penciptaan puisi.
c.
Unsur nilai
Unsur nilai dalam
puisi ini meliputi unsur yang berkaitan dengan pendidikan, seni, ekonomi,
politik, sosial,budaya, adat-istiadat, hukum, dan lain-lain. Nilai yang
terkandung dalam puisi menjadi daya tarik tersendiri sehingga sangat
mempengaruhi baik atau tidaknya puisi.
LAMPIRAN 2
TUGAS 3
1. Bacalah puisi Sapardi Djoko Damono yang berjudul Hujan Bulan Juni!
2. Kemudian analisis lah unsur Intrinsik (struktur batin dan struktur fisik) pembangun
puisi “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono!
LAMPIRAN 3
KUNCI JAWABAN TUGAS 3
2.
Unsur
Intrinsik puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono:
a.
Struktur
Batin:
(1.) Tema : Tema puisi
Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono mengangkat tema percintaan
(cinta terpendam yang tak sempat terungkapkan). Hujan (seorang laki-laki) yang tetap
tabah, arif dan bijaksana walaupun keadaan menghapus jejak (perjalanan)
cintanya. Dia merasa ragu akan mengungkapkannya atau tidak, hingga akhirnya dia
membiarkan cintanya itu tak terucapkan kepada seseorang yang dicintainya. Dia
membiarkan apa yang tak tersampaikannya itu diserap akar pohon berbunga
(pemikiran/akal seorang perempuan yang ia cintai).
(2.) Rasa/Perasaan:
·
Perasaan
sabar: perasaan sabar memendam perasaan kepada orang yang dicintainya.
[terlihat pada penggunaan kata tabah, arif, dan bijak]
·
Perasaan
ragu: perasaan yang ragu harus menghapus jejak-jejak (perjalanan) kenangan masa
lalunya dengan orang yag dicintai. [terlihat pada penggunaan kata yang
ragu-ragu di jalan itu.]
(3.) Nada:
·
Nada
pasrah, terlihat pada kalimat [tak ada yang lebih...]
berulang-ulang, kalima [dirahasiakannya rintik rindunya], [dihapusnya
jejak-jejak kakinya], [dibiarkannya yang tek terucapkan].
·
Nada
kegetiran, terlihat pada penggunaan huruf /r/ yang berulang-ulang
·
Nada
keragu-raguan, terlihat pada kalimat [yang ragu-ragu di jalan itu.]
(4.) Amanat:
1.
Apabila
kita mencintai seseorang, kita harus memberanikan diri untuk mengatakannya.
Jangan takut dan jangan ragu untuk mengungkapkan perasaan kita kepada orang
yang kita cintai.
2.
Semua
orang harus memiliki sifat tabah, arif, dan bijaksana. Meskipun segala sesuatu
tidak sesuai dengan yang diharapkan.
3.
Tidak
semua hal yang diinginkan bisa didapatkan
dengan mudah.
b.
Struktur
Fisik
(1.) Diksi: Pemilihan
kata yang digunakan oleh penulis adalah kata-kata tabah, arif dan bijak.
Dimana ketiga kata tersebut dibandingkan
dengan hujan bulan juni (seorang lelaki yang tabah, arif, dan bijak).
(2.) Rima/Ritma: Rima
yang digunakan dalam puisi Hujan Bulan Juni ini berakhiran huruf vokal pada
baris kedua, ketiga dan keempat pada setiap bait. Kemudian menggunakan rima
akhir huruf konsonan pada baris pertama di setiap baitnya.
(3.) Citraan/Pengimajian:
·
Imaji
Visual (Penglihatan): terdapat imaji visual pada puisi Hujan Bulan Juni karya
Sapardi Djoko Damono, seperti: [dari hujan bulan juni], [jejak-jejak
kakinya], [kepada pohon berbunga itu]
·
Imaji
Auditif (Pendengaran): terdapat imaji auditif pada puisi Hujan Bulan Juni karya
Sapardi Djoko Damono, seperti [rintik rindunya]
(4.) Kata Konkret:
Penggunaan kata konkret pada puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono
adalah sebagai berikut:
·
Hujan
à makna dasar (Air yang turun dari langit), Makna
konotasi (seseorang laki-laki yang tabah, arif dan bijaksana)
·
Rintik à makna dasar (Titik
percik air),
makna konotasinya (sesuatu yang kecil namun banyak)
·
Pohon
Berbunga à makna dasar (pohon yang memiliki bunga), makna konotasi
(seorang perempuan yang dicintai)
·
Jejak-jejak
kaki à makna dasar
(tapak), makna konotasi (pengalaman/perjalanan/kenangan).
·
Jalan
à makna dasar
(tempat untuk melintas), makna konotasi (alur kehidupan)
·
Diserap
à makna dasar
(masuk ke liang kecil), makna konotasi (diterima/dimanfaatkan)
·
Akar
à makna dasar
(bagian terbawah/inti dari pohon), makna konotasi (akal/pikiran manusia).
(5.) Majas: majas/gaya
bahasa yang digunakan dalam puisi Hujan Bulan Juni antara lain:
·
Majas
personifikasi : pada kalimat [tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan
juni], [tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni], [tak
ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni]
·
Majas
Paralelisme: pada kalimat [tak ada yang lebih], [hujan
bulan juni]
(6.) Tipografi: terdiri
dari tiga bait, dimana setiap baitnya terdiri dari empat baris. Masing-masing baris tidak lebih dari 8-12
suku kata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar