RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan
Pendidikan : SMA Negeri 1 Lohbener
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/1
Materi
Pokok : Teks Anekdot
Alokasi
Waktu : 4x45 menit
A.
Kompetensi
Inti
KI-1 :
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-3 :
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 :
Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan
struktur, dan kebahasaan.
C.
Indikator
Pencapaian Kompetensi
Memproduksi
teks anekdot secara tertulis dengan memerhatikan
struktur dan kebahasaan.
D.
Tujuan Pembelajaran
Selama dan setelah proses pembelajaran
dilakukan, siswa diharapkan
mampu memproduksi teks anekdot secara
tertulis dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan.
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian
teks anekdot.
2. Struktur
teks anekdot.
3. Kaidah
kebahasaan teks anekdot.
4. Langkah-langkah
memproduksi teks anekdot .
5. Contoh
teks anekdot yang berjudul “Cara Keledai Membaca Buku”.
F. Kegiatan
Pembelajaran
Pertemuan
pertama (2x45
menit)
Langkah Pembelajaran
|
Sintak Model Pembelajaran
|
Deskripsi
|
Alokasi Waktu
|
Kegiatan Pendahuluan
|
Discovery
Learning
|
a)
Siswa merespon
salam dan pertanyaan dari guru
berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya.
b)
Siswa menerima
informasi tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan
pembelajaran.
c)
Siswa menjalani
tes awal (pretest) membuat teks anekdot dengan
menggunakan media gambar berikut ini.
![]()
d)
Siswa
mengumpulkan hasil lembar kerjanya.
|
15 menit
|
Kegiatan Inti
|
Stimulus
Identifikasi
masalah
(Problem
Statement)
Pengumpulan
data
(Data
Collecting)
Pembuktian
Menyimpulkan
|
Mengamati
a)
Siswa mengamati
mind
mapping “Cara Keledai membaca buku”.
![]()
b)
Siswa mengamati
contoh teks anekdot sesuai mind mapping tersebut.
c)
Siswa mengamati
struktur dan kebahasaan terkait materi teks anekdot yang terkandung dalam contoh tersebut.
d)
Siswa mengamati mind mapping “Tukang Roti” berikut ini.
![]()
e)
Siswa mengamati
struktur dan kebahasaan terkait materi teks anekdot yang terkandung dalam contoh tersebut.
f) Siswa
mencatat informasi-informasi penting yang terdapat pada mind mapping
tersebut.
Menanya
Siswa dengan bimbingan dan arahan guru, mempertanyakan:
1.
Apa struktur teks
anekdot?
2.
Apa kaidah
kebahasaan teks anekdot?
3. Bagaimana cara membuat teks anekdot yang baik dan benar?
Mengeksplorasi
Siswa mencoba
menjawab pertanyaan tentang struktur, kaidah kebahasaan, dan cara membuat teks anekdot yang baik dan benar.
Mengasosiasi
a)
Siswa mengidentifikasi isi atau informasi-informasi penting yang terdapat
pada mind mapping “Tukang Roti” tersebut.
b)
Siswa membuat teks anekdot berdasarkan mind mapping tersebut, dengan memerhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.
Mengomunikasikan
a) Siswa
secara bergiliran mempresentasikan hasil kerjanya, dan yang lain merespon
atau menanggapi dengan santun hasil kerja temannya.
b) Siswa
diberikan penilaian oleh guru mengenai hasil kerjanya.
|
65 menit
|
Kegiatan
Penutup
|
a) Siswa
bersama guru menyimpulkan pembelajaran.
b) Siswa
dan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan.
c) Siswa
diberi motivasi oleh guru.
d) Siswa dan guru
merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk
pertemuan selanjutnya.
|
10 menit
|
Pertemuan
Kedua (2x45 menit)
Langkah Pembelajaran
|
Sintak Model Pembelajaran
|
Deskripsi
|
Alokasi Waktu
|
Kegiatan Pendahuluan
|
Discovery
Learning
|
a)
Siswa merespon
salam dan pertanyaan dari guru
berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya.
b)
Siswa menerima
informasi tentang kompetensi, indikator, tujuan pembelajaran, dan materi pembelajaran yang akan dibahas.
|
15 menit
|
Kegiatan Inti
|
Stimulus
Identifikasi
masalah
(Problem
Statement)
Pengumpulan
data
(Data
Collecting)
Pembuktian
Menyimpulkan
|
Mengamati
Siswa mengamati mind mapping “Obat Sakit Kepala” berikut ini.
![]()
c) Siswa
mencatat informasi-informasi penting yang
terdapat pada mind mapping
tersebut.
Menanya
Siswa dengan bimbingan dan arahan guru, mempertanyakan isi (informasi)
yang terdapat dalam mind mapping tersebut.
Mengeksplorasi
Siswa mencari informasi-informasi penting yang terdapat pada mind
mapping tersebut.
Mengasosiasi
a)
Siswa mengidentifikasi isi atau informasi-informasi penting yang terdapat
pada mind mapping tersebut.
b)
Siswa membuat teks anekdot sesuai poster “Obat Sakit Kepala” tersebut, dengan
memerhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.
Mengomunikasikan
c)
Siswa secara
bergiliran mempresentasikan hasil kerjanya, dan yang lain merespon atau
menanggapi dengan santun hasil kerja temannya.
d)
Siswa diberikan
penilaian oleh guru mengenai hasil kerjanya.
|
65 menit
|
Kegiatan
Penutup
|
e) Siswa
menjalani tes akhir (posttest)
membuat teks anekdot “Baju Tahanan KPK” dengan menggunakan media mind
mapping berikut
ini:
![]()
f) Siswa
mengumpulkan hasil kerjanya.
g) Siswa
bersama guru menyimpulkan pembelajaran.
h) Siswa
dan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan.
i)
Siswa diberi motivasi
oleh guru.
j)
Siswa dan guru
merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
|
10 menit
|
G.
Pendekatan dan Metode
Pembelajaran
Pendekatan:
Scientific.
Model Pembelajaran: Discovery Learning.
Metode: tanya
jawab, diskusi, dan pemberian tugas.
H.
Media/Alat,
Bahan, dan Sumber Belajar
1.
Media/alat: gambar “Koruptor”, mind mapping “Cara Keledai Membaca Buku”, mind mapping “Obat Sakit Kepala”, mind mapping “Tukang Roti”, mind mapping “Baju Tahanan KPK”, laptop, proyektor, buku pelajaran.
2.
Bahan:
-
Materi teks
anekdot
-
Teks anekdot “Cara
Keledai Membaca Buku”.
3.
Sumber Belajar:
-
Buku: Bahasa Indonesia Kelas
X. 2016. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
RI.
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik
Penilaian: pengamatan dan tes tertulis.
No.
|
Kompetensi Dasar
|
Teknik Penilaian
|
Bentuk Instrumen
|
1
|
Sikap (1.2 dan 2.2)
|
Observasi
|
Lembar Pengamatan
|
2
|
Keterampilan (4.6)
|
Tes Tertulis
|
Uraian
|
2.
Prosedur Penilaian
Penilaian proses
No.
|
Aspek yang dinilai
|
Teknik penilaian
|
Waktu penilaian
|
Instrumen penilaian
|
Ket.
|
1
|
Religius
|
Pengamatan
|
Selama proses pembelajaran berlangsung
|
Lembar pengamatan
|
|
2
|
Tanggungjawab
|
||||
3
|
Jujur
|
||||
4
|
Disiplin
|
||||
5
|
Proaktif
|
Penilaian Hasil
Tes
tertulis (keterampilan)
Pertemuan pertama
Indikator pencapaian kompetensi
|
Teknik penilaian
|
Bentuk penilaian
|
Instrumen
|
·
Memproduksi teks anekdot “Koruptor” dengan media gambar
·
Memproduksi teks anekdot “Tukang
Roti” dengan media mind mapping.
|
Tes
tertulis
|
Isian/uraian
|
·
Buatlah teks anekdot“Koruptor” dengan media gambar!
·
Buatlah teks anekdot “Tukang
Roti” dengan media mind mapping!
|
Pertemuan
kedua
Indikator
pencapaian kompetensi
|
Teknik
penilaian
|
Bentuk
penilaian
|
Instrumen
|
·
Memproduksi teks anekdot“Obat
Sakit Kepala” dengan media mind mapping.
·
Memproduksi teks anekdot “Baju
Tahanan KPK” dengan media mind mapping.
|
Tes
tertulis
|
Isian/uraian
|
·
Buatlah teks anekdot“Obat
Sakit Kepala”dengan media mind mapping!
·
Buatlah teks anekdot“Baju
Tahanan KPK” dengan media mind mapping!
|
Pedoman Penskoran
SKOR
|
KRITERIA
|
KOMENTAR
|
|
ISI
|
27-30
|
Sangat baik-sempurna: menguasai topik tulisan, substansi, abstraksi,
orientasi, kritis, koda, relevan dengan topik yang dibahas.
|
|
22-26
|
Cukup-baik: cukup menguasai permasalahan, cukup memadai, pengembangan
tesis terbatas, relevan dengan topik, tetapi kurang terperinci.
|
||
17-21
|
Sedang-cukup: penguasaan permasalahan terbatas, substansi kurang,
pengembangan topik tidak memadai.
|
||
13-16
|
Sangat kurang-kurang: tidak menguasai permasalahan, tidak ada substansi,
tidak relevan, tidak layak nilai.
|
||
STRUKTUR TEKS
|
18-20
|
Sangat baik-sempurna: ekspresi lancar, gagasan terungkap padat, dengan
jelas, tertata dengan baik, urutan logis (abstraksi, orientasi, krisis,
koda), kohesif.
|
|
14-17
|
Cukup-baik: kurang lancar, kurang terorganisasi, tetapi ide
utama ternyatakan, pendukung terbatas, logis, tetapi tidak lengkap.
|
||
10-13
|
Sedang-cukup: tidak lancar, gagasan kacau atau tidak terkait,
urutan dan pengembangan kurang logis.
|
||
7-9
|
Sangat kurang-kurang: tidak komunikatif, tidak terorganisasi, tidak layak
nilai.
|
||
KOSAKATA
|
18-20
|
Sangat baik-sempurna: penguasaan kata canggih, pilihan kata dan ungkapan
efektif, menguasai pembentukan kata, penggunaan register tepat.
|
|
14-17
|
Cukup-baik: penguasaan kata memadai, pilih, bentuk, dan
penggunaan kata/ungkapan kadang-kadang salah, tetapi tidak mengganggu.
|
||
10-13
|
Sedang-cukup: penguasaan kata terbatas, sering terjadi kesalahan
bentuk, pilihan dan penggunaan kosakata/ungkapan, makna membingungkan atau tidak
jelas.
|
||
7-9
|
Sangat kurang-kurang: pengetahuan tentang kosakata, ungkapan, dan
pembentukan kata rendah, tidak layak nilai.
|
||
KALIMAT
|
18-20
|
Sangat baik-sempurna: kontruksi kompleks dan efektif, terdapat hanya
sedikit kesalahan penggunaan bahasa (urutan/fungsi kata, artikel, pronominal,
preposisi).
|
|
14-17
|
Cukup-baik: kontruksi sederhana, tetap efektif, terdapat
kesalahan kecil pada kontruksi kompleks, terjadi sejumlah kesalahan
penggunaan bahasa (fungsi/urutan kata, artikel, pronominal, proposisi), tapi
makna cukup jelas.
|
||
10-13
|
Sedang-cukup: terjadi kesalahan serius dalam kontruksi kalimat
tunggal/kompleks sering terjadi kesalahan pada kalimat negasi, urutan/fungsi
kata, artikel, pronomina, kalimat fragmen, pelesapan, makna membingungkan
atau kabur.
|
||
7-9
|
Sangat kurang-kurang: tidak menguasai tata kalimat, terdapat banyak
kesalahan, tidak komunikatif, tidak layak nilai.
|
||
MEKANIK
|
9-10
|
Sangat baik-sempurna: menguasai aturan penulisan, terdapat sedikit
kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf.
|
|
7-8
|
Sedang-cukup: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan, tanda baca,
penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf, tetapi tidak mengaburkan
makna.
|
||
4-6
|
Sedang-cukup: sering terjadi kesalahan ejaan, tanda baca,
penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf, tulisan tangan tidak jelas,
makna membingungkan atau kabur.
|
||
1-3
|
Sangat kurang-kurang: tidak menguasai aturan penulisan, terdapat banyak
kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf,
tulisan tidak terbaca, tidak layak nilai.
|
||
Jumlah Skor: 100
|
|||
Klasifikasi kemampuan mengembangkan isi teks anekdot.
Interval Presentasi Tingkat Penguasaan
|
Nilai Ubahan Skala Empat
|
Keteragan
|
|
1- 4
|
D-A
|
||
86 -100
|
4
|
D
|
Baik Sekali
|
76 – 85
|
3
|
C
|
Baik
|
56 – 75
|
2
|
B
|
Cukup
|
10 – 55
|
1
|
A
|
Kurang
|
(Sumber:
Nurgiyantoro, 2010: 253)
Indramayu,
27 Agustus 2018
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran,
NIP
|
Peneliti,
NPM
|
|||
Kepala Sekolah,
NIP.
|
||||
LAMPIRAN.
1. Teks
anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu
dan mengesankan. Anekdot mengangkat cerita tentang orang penting (tokoh
masyarakat) atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kejadian nyata
ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan.
Seringkali, partisipan (pelaku cerita), tempat kejadian, dan waktu peristiwa
dalam anekdot tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun demikian, ada juga
anekdot yang tidak berasal dari kejadian nyata.
2. Struktur
teks anekdot, antara lain:
1. Abstraksi
adalah diawali bagian paragraf yang berfungsi memberi gambaran tentang teks biasanya bagian
ini menunjukkan hal unik yang akan didalam teks.
2.
Orientasi adalah bagian yang
menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana peristiwa
terjadi.
3.
Krisis adalah bagian dimana
terjadi hal atau masalah yang unik atau tidak biasayang terjadi pada
sepenulis atau orang yang diceritakan.
4.
Reaksi adalah bagian
bagaimana cara penulis atau orang yang ditulis
menyelesaikan masalah yang timbul dikrisis tadi.
menyelesaikan masalah yang timbul dikrisis tadi.
5.
Koda adalah merupakan bagian
akhir dari cerita unik tersebut. Bisa juga dengan memberi kesimpulan
tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis.
3. Kaidah
kebahasaan teks anekdot, antara
lain:
1.
Menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa
lalu.
2.
Menggunakan kalimat retoris.
3.
Menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu
seperti kemudian dan lalu.
4.
Menggunakan kata kerja aksi seperti menulis, membaca
dan berjalan.
5.
Menggunakan kalimat perintah.
6.
Menggunakan kalimat seru khusus untuk anekdot yang
disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat lansgung sangat dominan.
4. Langkah-langkah
memproduksi teks anekdot, antara lain:
1. Menentukan
tema.
2. Menentukan kritik.
3. Menentukan humor atau kelucuannya.
4. Menentukan tokoh.
5. Menentukan skrtuktur teks anekodot yaitu abstraksi,
orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
6. Menentukan alur.
7. Menentukan pola penyajianya.
a. Membuat narasi teks anekdot dari awal sampai akhir
5. Contoh
teks eksplanasi yang berjudul “Cara Keledai Membaca Buku”.
Cara Keledai Membaca Buku
Mind mapping teks anekdot “Cara Keledai Membaca Buku”.
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
Teks anekdot
“Cara keledai membaca buku”
Alkisah seorang raja bernama Timur Lenk
menghadiahi Nasrudin seekorkeledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati.
Namun, Timur Lenk memberi syarat, agar Nasrudin
mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu
dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.
Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu.
Sambil menuntun keledai itu ia memikirkan apa yang akan diperbuat.
Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima
hadiah, namun jika tidak maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.
Dua minggu kemudian ia kembali ke
istana.
Tanpa banyak bicara, Timur Lenk
menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada
keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut,
dan membuka sampulnya. Si keledai menatap buku itu. Kemudian,
sangat ajaib! Tak lama kemudian si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan
lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir.
Setelah itu, si Keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi
bukunya.
“Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua
lembar bukunya,” kata Nasrudin. Timur Lenk merasa ada
yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada
Nasrudin. Namun, ia minta jawaban, “Bagaimana cara mengajari keledai membaca?”
Nasrudin berkisah “Sesampainya di rumah,
aku siapkan lembaranlembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di
dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik
halaman untuk bisa makan biji-biji itu. Kalau tidak ditemukan biji gandumnya, ia
harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia
terlatih membalik-balik halaman buku itu.” “Namun, bukankah ia tidak mengerti
apa yang dibacanya?” tukas Timur Lenk. Nasrudin menjawab, “Memang
demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti
isinya.” Jadi, kalau kita juga membukabuka buku tanpa mengerti isinya, berarti
kita sebodoh keledai, bukan? Kata Nashrudin dengan mimik serius.










Tidak ada komentar:
Posting Komentar