Kamis, 17 Januari 2019

Sinopsis Novel Bidadari Bermata Bening Karya Habiburrahman El Shirazy Lengkap


4.1  Sinopsis Novel Bidadari Bermata Bening Karya Habiburrahman El Shirazy
Ayna Mardeya merupakan santri sekaligus merangkap jadi khadimah (Pelayan Pondok Pesantren) di pondok pesantren  Kanzul Ulum desa Candiretno, Secang-Magelang. Ayna sejak kecil sudah ditinggal ibunya dan sejak lahir ditinggal ayahnya, ibunya seorang perempuan soleha yang tinggal di Kaliwenang Tanggungharjo, Gerobogan. Hidupnya sangat sederhana  gubug yang rapuh dan makan seadanya membuat ia bertekad untuk menjadi TKW di arab, namun pihak agen penyaluaran membawa ibunya ke Amman Yordania, bukan ke Arab. di yordania ibunya bertemu dengan  Abdullah Jalal yang sekarang menjadi istri ibunya. Namun disayangkan Abdullah Jalal meninggal sebelum Ayna Lahir, karena di amman tidak punya saudara Akhirnya Ibu Ayna pulang dan melahirkan Ayna di Indonesia, Kaliwenang. Beberapa minggu setelah kelahirannya, Ibunya Ayna menyerahkan Ayna ke Pakde dan Bukdenya karena merasa tidak sanggup untuk membesarkannya. Hingga akhirnya  Ayna dibesarkan oleh pakde dan budenya, sekarang Ayna melanjutkan sekolahnya di MA di Pondok Pesantren  Kanzul Ulum desa Candiretno, Secang-Magelang.
Lingkunngan ponpes membuatnya merasa nyaman bertemu dengan teman-teman seusianya dan juga senanpg dapat membantu Nyai Nur Fauziyah yang bukan lain merupaka istri dari pengasuh ponpes yaitu Kiyai Sobron, Bu Nyai mempunyai anak yaitu gus Asif Barkhiyah dan Gus Muhamdd Afif, diam-diam Ayna suka dengan Gus afif namun perasaannya ia pendam jau-jauh karena merasa tidak pantas. ketika diberi tugas Ayna langsung terampil tangkas dan penuh tanggung jawab mengerjakannya, bahkan ketika tanpa disuruhpun ia punya inisiatif untuk mengerjakannya ditambah dengan sifatnya yang baik sabar dalam melayani santri yang lain ketika antre memberikan makanan, pengertian dan perilakunya yang ramah, sopan, dan santun membuatnya disukai banyak orang-oranng baik para santri, khadimah, dan para pengasuh ponpes.
      Ibarat dua mata sisi uang, tidak semua orang menyukai sikap kita termasuk Ayna, seorang santri bernama Neneng begitu membencinya, Neneng selalu mengolok-olok bahwa Ayna adalah anak haram karena lahir dari ibu TKW yang tidak memiliki ayah. Sekali, duakali ayna masih bisa sabar dan menerima perlakuan dari Neneng tapi puncaknya ketika pengumuman nilai hasil ujian dengan menggembirakan Ayna mendapat nilai yang bagus sehingga menjadi peringkat nomor 1 (satu) di ponpesnya dan masuk 10 (sepuluh) besar nilai tertinggi se-Nasional. Prestasi yang membanggakan ini menyulut emosi neneng yang mendapatkan nilai rendah karena membeli bocoran jawaban UN yang ternyata salah dengan lalu Neneng mencaci maki Ayna di depan para santri tentang asal usul Ayna, bahwa Ayna adalah anak haram. Mendengan laporan Zulfa bahwa Neneng menghina ibunya, Ayna tidak terima akhirnya emosi Ayna memuncak dan mendorong  Neneng hingga jatuh, Neneng tidak terima lalu ambil kayu dan mencoba memuli Ayna namum Ayna dapat menghindar, Ayna menendang Neneng hingga terjatu dan pelipisnya berdarah. Keduanya disidang oleh Kyai Sobron dan Nyai Nur Fauziyah, Ayna pun menjelaskan peristiwa yang sebenarnya setelah ayna bercerita ditambah dengan rekaman video yang sempat direkam oleh Zulfah akhirnya Kyai Sobron menyimpulkan bahwa Ayna tidak bersalah.
Setelah lulus pesantren Ayna bingung mau melanjutkan pendidikannya. Banyak teman-temannya yang akan melanjutkan kuliah di perguruan tinggi negri, kuliah di luar negeri, bekerja di perusahaan , dan bahkan ada yang ingin langsung mennikah. Akhirnya ayna memutuskan untuk tetap mengabdi di pesantren karena ia beranggapan di Kaliwenang ia sudah tidak punya orang tua hanya ada Pakde dan Bude yang menurutnya sikapnya kurang baik terhadap dirinya, bahkan ketika perpisahan di ponpes mereka tidak datang padahal Ayna mendapat peringkat nomor 1 (satu) begitu pikirnya. Tapi berbeda dengan Nyai Nur Fauziyah yang menyuruh Ayna pulang terlebih dahulu lalu minta izin ke pakdenya untuk mengabdi.
Setelah pulang ke kampung halaman, Ayna begitu merasa begitu rindu dengan suasana desa kemudian ia kaget mendapati rumahnya telah berubah menjadi bagus. dindingnya seperti baru saja dicat, ia bertemu dengan pakde darsono dan budenya, serta Aripah dan Atiah. Perilaku mereka kurang baik terhadap Ayna hanya Atikah yang baik, di desanya banyak majelis ta’lim yang memintanya untuk mengisi pengajian karena masyarakat tahu bahwa Ayna merupakan lulusan terbaik dari pesantren bahkan fotonya sudah dimuat di koran lokal.  Hari berganti minggu, minggu berganti bulan Ayna sudah tidak nyaman lagi di rumah dan ingin ke ponpes namun itu dilarang oleh pakdenya, hingga akhirnya Kyai sobron dan Nyai Nur Fauziyah serta saudaranya datang ke rumahnya bermaksud untuk melamar Ayna, menikahkan Ayna dengan Kyai Yusuf Badrudduja. Namun Ayna tidak bisa menjawab Ayna serahkan semuanya ke pakde dan budenya yang mewakili sebagai orang tuanya, lalu pak darsun meminta waktu seminggu untuk memikirkannya, setelah satu minggu Nyai dan Kyai Sobron datang lagi ke rumah Ayna untuk menagih jawaban, Ayna pun sangat senang dengn kehadiran Kyai Sobron dan berharap Pak Darsun dapat mengizinkan dirinya menikah dengan Kayai Yusuf meskipun seorang duda dengan dua anak.
Namun sepertinya harapan untuk menikah dengan Kyai Yusuf sirna karena pakde menolak lamaran tersebut, hati Ayna bersedih karena tidak bisa tinggal bersama Nyai lagi di pesantren. Namun beberapa hari kemudian Muhamadd Afif datang ke rumahnya bersama pak Kardi, Gus Afif kemudian bertemu dengan Ayna dan mengungkap bahwa Gus Afif jatuh cinta dengan Ayna dan akan melamarnya secepat mungkin, Ayna yang jatuh hati pun tidak bisa berbuat apa-apa karena terharu tapi ia ingat pesan Nyai bahwa Gus Afif harus sekolah dulu jangan berumah tangga kalo Gus Afif menikah bubar semuanya, kata-kata itu selalu teringiang karena itu Ayna menolak dilamar Gus Afif kecuali Nyai Nur Faizah dan Kyai Sobron yang datang melamarnya. Gus Afif pun menyaggupinya.
Mas Yoyok merupakan teman Aripah dan orang yang terpandang di desanya rupanya menaruh hati kepada Ayna, Mas Yoyok berusaha mendekati Ayna dengan cara memberi hadiah jalan-jalan atas dasar prestasi Ayna, awalnya Ayna menolak namun akhirnya mau karena dipaksa oleh Aripah dan Atikah. Rupanya pakde dan bude tau kalo Mas Yoyok suka pada Ayna, maka Pakde memberi saran kepada Ayna untuk menikah saja dengan Mas Yoyok tapi Ayna menolak karena ia merasa belum kenal dengan Mas Yoyok. Pakde dan budenya selalu membujuk untuk menikah dengan Mas Yoyok hingga pada suatu hari Mas Yoyok datang bersama orang tuanya untuk melamar Ayna dan pakde pun menerima lamaran tersebut, Ayna tidak bisa menolak keputusan pakdenya. Ayna mencari tahu siap mas yoyok sebenarnya, sikapnya bagaimana dan bisnisnya apa, sampailah Ayna bertemu dengan mbah Rukmini dan Mbak Rosa, lalu diceritakan semua tentang Kusmono dan Yooyok. Mereka adalah orang konglomerat yang terpandang, ia juga Anggota DPRD. Bisnisnya banyak mulai dari karoeke, warung remang-remang, hingga jualan beras di pasar.
Waktu lamaran akhirnya tiba, Yoyok datang bersama Pak Kusmono untuk melamar Ayna dan Pakde langsung menerimanya. Acara pernikahan dilangsungkan pada hari sabtu awal minggu bulan Dzulhijah. Ketika Ayna sedang sibuk menulis undangan pernikahannya, tiba-tiba Pak Kyai dan Bu Nyai datang ke rumah bersama Gus Afif. Melihat undangan yang berserakan Bu Nyai pun kaget, ia menyadari bahwa kedatangan Gus Afif untuk melamar Ayna sudah terlambat, Gus Afifi yang tidak percaya dengan ini semua tiba-tiba sedih dan kepalanya ambruk di atas meja, Ayna yang melihat itu semua tiba-tiba menangis sedih. Kemudian Pak Kyai, Bu Nyai dan Gus Afif pulangdengan keadaan sedih terutama Gus Afif.
Hari pernikahan pun tiba Yoyok terlihat gagah dan Ayna terlihat cantik, acara berlangsung sangat meriah banyak pejabat yang datang dan memberi selamat kepada kedua mempelai. Selesai acara Yoyok dan Ayna pindah, mereka menempati rumah yang baru. Sesuai dengan syarat yang telah diajukan Yoyok tidak boleh menyentuh Ayna kecuali ia sudah bisa baca Al-Qur’an. Syarat itu masih berlaku sampai sekarang, satu bulan setelah pernikahan sikap Yoyo akhirnya terbongkar semua, Yoyok suka mabuk dan pulang malam, suka main judi, dan main perempuan bersama teman-temannya. Hal itu membuat Ayna tidak tahan hidup dengan Yoyok. Suatu hari Ayna dipanggil oleh mertuanya, Pak Kusmono. Pak Kusmono bercerita bahwa dirinya dan Yoyok terancam masuk penjara karena kasus korupsi karena itu Pak Kusmono bermaksud untuk minta bantua kepada Ayna. Salah satu penyelidik kasus korupsi tersebut rupanya jatuh cinta kepada Ayna dan ia akan membebaskan Pak Kusmono dan Yoyok jika ia bisa menikah dengan Ayna. Karena itu Pak Kusmono minta Ayna dan Yoyok bercerai setelah itu Ayna menikah dengan penyelidik teersebut, Pak Brams Badrudduja. Ayna yang mendengar itu merasa sedih dan bergetar. Ia tidak menyangka nasibnya akan seperti ini.
Gus Afif mendadak sakit setelah peristiwa di rumah Ayna. Ia tidak mau makan dan hanya terebaring lemah di kamarnya, Bu Nyai yang melihat itu merasa bersedih dan bersalah karena ia tidak segera melamar Ayna Tiga hari kemudian Ayna resmi bercerai dengan Yoyok, namun diluar dugaan Pak Kusmono dan Yoyok ternyata masuk penjara tidak seperti awal sesuai kesepakatan. AYna yang melihat peluang untuk terlepas dari keluarga Pak Kusmono akhirnya kabur dari rumah, dan menuju teman ibunya yang ada di bogor, ia ingat bahwa teman ibunya pernah hutang ke ibunya.
Setelah smapai di bogor ia kemudian pergi ke bandung, di bandung ia tidak punya tujuan , Ayna sempat bekerja di kafe namun tidak lama. Setelah itu ia bertemu dengan Bu Rosidah orang yang ia tolong ketika Bu Rosidah mengalami kecopetan. Akhirnya Ayna mendapatkan pekerjaan di kantor Bu Rosidah sebagai Office Boy, karena kerjanya yang bagus displin dan cekatan beberapa bulan kemudia ia diaangkat menjadi asisten Bu Rosidah hingga Ayna sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh Bu Rosidah. Selain bekerja Ayna juga kuliah di fakultas bisnis dan mengikuti training bussines berbekal itu Ayna mencoba untuk membuka usaha dengan nama  “Roti Barokah”. Sibuk dengan kehidupan yang baru tiba-tiba Ayna dapat kabar bahwa Bu Nyai sedang sakit terbaring lemah, dengan tergesa-gesa Ayna pergi ke rumah sakit menemui Bu Nyai. Tiba di rumah sakit tangis Ayna dan Bu Nyai pecah tak terhingga. Di waktu yang bersamaan Gus Afif juga dihubungi untuk pulang menengok Ayna, Gus Afif yang kebetulan kerja di rumah jalanan nilik Ayna bersedia untuk pulang stelah dibujuk oleh kakanya, Gus Asyq.
Pada satu ruangan terdapat Kyai Sobron, Ayna, Gus Afif, dan Bu Nyai Nur Fauziyah. Suasana saat itu campur aduk, bahagia, sedih, dan terharuh menjadi satu. Bu Nyai yang tidak ingin mengulangi kesalahannya lagi lalu ia berkata ingin menikahkan Ayna dan Gus Afif sekarang juga.betapa bahagianya Gus Afif dan Ayna mendengar perkataan Bu Nyai, akhirnya keduanya menikah di rumah Pak Kyai, acara pernikahan pun sangat meriha. Setelah menikah lalu Gus Afif dan Ayna pergi ke Amman Yordania untuk bulan madu dan menimba ilmu di sana. Ayna dan Afif sangat terlihat bahagia hingga Akhir cerita.

Biografi Habiburrahman El Shirazy Lengkap


4.1  Biografi Habiburrahman El shirazy
H. Habiburrahman El Shirazy, Lc. Pg.D., lahir di SemarangJawa Tengah30 September 1976. Beliau merupakan seorang novelis Indonesia. Selain novelis, lulusan sarjana Universitas Al-AzharKairoMesir ini juga dikenal sebagai sutradara, dai, penyair, sastrawan, pimpinan pesantren, dan penceramah. Karya-karyanya banyak diminati tak hanya di Indonesia, tetapi juga di mancanegara seperti MalaysiaSingapuraBruneiHongkongTaiwanAustralia, dan Komunitas Muslim di Amerika Serikat.  Karya-karya fiksinya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi pembaca. Karya-karyanya yang telah beredar di pasaran adalah Ayat-Ayat Cinta (telah dibuat versi filmnya, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007) Dalam Mihrab Cinta (2007), Bumi Cinta, (2010) dan The Romance. Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna MerahBulan Madu di YerussalemBumi CintaApi Tauhid, dan Ayat-Ayat Cinta 2 yang sedang dimuat bersambung di Harian Republika.
Perjalanan pendidikan beliau dimulai sekolah di MTs Futuhiyyah 1 Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak di bawah asuhan K.H. Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 ia merantau ke kota budaya Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarta, lulus pada tahun 1995. Setelah itu melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadist Universitas Al-Azhar, Kairo dan selesai pada tahun 1999. Pada tahun 2001 lulus Postgraduate Diploma (Pg.D) S2 di The Institute for Islamic Studies di Kairo yang didirikan oleh Imam Al-Baiquri.
Ketika menempuh studi di Kairo, Mesir, Kang Abik pernah memimpin kelompok kajian MISYKATI (Majelis Intensif Yurisprudens dan Kajian Pengetahuan Islam) di Kairo (1996-1997). Pernah terpilih menjadi duta Indonesia untuk mengikuti "Perkemahan Pemuda Islam Internasional Kedua" yang diadakan oleh WAMY (The World Assembly of Moslem Youth) selama sepuluh hari di kota Ismailia, Mesir (Juli 1996). Dalam perkemahan itu, ia berkesempatan memberikan orasi berjudul Tahqiqul Amni Was Salam Fil ‘Alam Bil Islam (Realisasi Keamanan dan Perdamaian di Dunia dengan Islam). Orasi tersebut terpilih sebagai orasi terbaik kedua dari semua orasi yang disampaikan peserta perkemahan tersebut. Pernah aktif di Mejelis Sinergi Kalam (Masika) ICMI Orsat Kairo (1998-2000). Pernah menjadi koordinator Islam ICMI Orsat Kairo selama dua periode (1998-2000 dan 2000-2002). Sastrawan muda ini pernah dipercaya untuk duduk dalam Dewan Asaatidz Pesantren Virtual Nahdhatul Ulama yang berpusat di Kairo. Dan sempat memprakarsai berdirinya Forum Lingkar Pena (FLP) dan Komunitas Sastra Indonesia (KSI) di Kairo.

Rabu, 16 Januari 2019

Makalah Faktor yang Memengaruhi Menyimak


KATA PENGANTAR

        Puji syukur atas rahmat Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi suri tauladan umat islam didunia.
       Dengan terwujudnya makalah ini yang membahas tentang “Faktor Pemengaruh Menyimak”. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan informasi, pelajaran dan ilmu yang bermanfaat bagi pembacanya.
       Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna oleh karena itu di harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, demi kesempurnaan makalah berikutnya.












BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Keterampilan menyimak adalah proses kegiatan mendengarkan lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi dan interpretasi untuk memperoleh informasi menangkap isi atau pesan dan memahami makna komunikasi pembicara melalui ujaran lisan. Keterampilan menyimak tidak bisa dilepaskan begitu saja dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya oleh karena itu selain kita perlu mengerti dan memahami apa itu keterampilan menyimak, kita juga harus tahu faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Banyak faktor yang memepengaruhi menyimak, seperti faktor fisik, faktor psikologis, faktor pengalaman, faktor sikap, faktor motivasi, faktor jenis kelamin, faktor lingkungan, faktor peranan dalam masyarakat dan bagaimana upaya penanggulangan penghambat menyimak. , oleh karena itu di dalam makalah ini akan kami bahas secara lebih dalam dan terperinci satu persatu faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan menyimak tersebut, sehingga dari makalah ini kita dapat menambah pengetahuan kita mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja faktor-faktor pemengaruh dalam menyimak ?
2.      Apa saja upaya penanggulangan menyimak?
3.      Bagaimana kebiasaan jelek dalam menyimak?
4.      Apa saja aneka permasalan menyimak?




Faktor-faktor Pemengaruh Menyimak
Dalam bab ini kita akan perbincangkan secara berturut-turut hal-hal yang menyangkut masalah:
1)      Berbagai faktor yang dapat memengaruhi kegiatan menyimak
2)      Kebiasaan-kebiasaan jelek dalam kegiatan menyimak
3)      Mengapa orang tidak menyimak
4)      Kebiasaan umum menyimak yang baik
5)      Perilaku penyimak yang jelek
6)      Salah paham
7)      Aneka masalah dalam menyimak
Sebelum kita sampai pada pembicaraan setiap faktor yang dapat mempengaruhi proses kegiatan menyimak, ada baiknya kalau terlebih dahulu kita memantau pendapat beberapa pakar atau ahli mengenai aneka jenis faktor sehubungan dengan topik ini.
Ada pakar yang menyatakan bahwa ada lima faktor yang memengaruhi menyimak, yaitu:
1)      Sikap
2)      Motivasi
3)      Pribadi
4)      Situasi kehidupan
5)      Peranan dalam masyarakat (Hunt; 1998:19-20)

Pakar lain mengemukakan hal-hal berikut ini yang merupakan fakto-faktor yang memengaruhi menyimak, yaitu:
1)      Pengalaman
2)      Pembawaan
3)      Sikap atau pendirian
4)      Motivasi, daya penggerak, prayojana, dan
5)      Perbedaan jenis kelamin atau seks
Disamping itu, ada pula pakar yang mengemukakan faktor-faktor berikut ini:
1)      Faktor lingkungan, yang terdiri atas lingkungan fisik dan lingkungan sosial
2)      Faktor fisik
3)      Faktor psikologis, dan
4)      Faktor pengalaman
Demikianlah hasil pemantauan kita dari tiga sumber mengenai faktor-faktor yang memengaruhi menyimak itu. Ketiga sumber mempunyai persamaan dan perbedaan. Setelah kita bandingkan ketiganya, dapatlah kita simpulkan bahwa faktor-faktor pemengaruh menyimak ialah:

A.     Faktor Fisik
Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukan keefektifan serta kualitas keaktifannya dalam menyimak. Misalnya, ada orang yang sukar sekali mendengar, dalam keadaan yang serupa, dia mungkin saja terganggu serta dibingungkan oleh upaya yang dilakukannya untuk mendengar, atau dia mungkin kehilangan ide-ide pokok seluruhnya. Di sekolah sang guru hendaklah dengan cermat dan teliti nenciptakan suatu lingkungan kelas yang tidak mendatangkan gangguan menyimak. Lebih jauh lagi, sang guru harus membantu anak didik nya memperoleh situasi yang menyenangkan serta cara penyajian belajar yang menarik hati, sehingga yang mereka simak benar-benar mereka pahami.
Kondisi fisik yang menentukan dalam menyimak, yaitu :
1.      Kondisi fisiknya jauh di bawah gizi normal.
2.      Sangat lelah.
3.      Mengidap suatu penyakit fisik sehingga perhatiannya dangkal.
Lingkungan fisik yang juga menentukan dalam menyimak, yaitu :
a.       Ruangan yang terlalu panas, lembab ataupun terlalu dingin.
b.       Suara atau bunyi bising yang menganggu dari jalan dan ruangan sebelah.
c.       Para hadirin yang bergerak atau berjalan kian kemari seenaknya sehingga mengganggu orang yang sedang menyimak.
d.      Siswa yang membawa atau memegang benda yang berisik dan mengganggu, seperti kelereng di dalam saku, handphone yang berbunyi, dan lain-lain.
Faktor fisik pembicara :
1.      Pembicara membuat gerak-gerik yang canggung di ruangan.
2.      Suara pembicara yang membisankan atau intonasi yang mendatar apalagi melengking.
3.      Pengajian pembicara yang tidak menarik.
Walau nampaknya faktor-faktor fisik tersebut bersifat sepele namun pembicara atau pengajar haruslah bijaksana dan banyak pengalaman agar selalu memperhatikan hal-hal tersebut agar proses kegiatan belajar mengajar mencapai tujuan yang telah ditentukan, karena faktor fisik yang prima merupakan modal utama bagi penyimak.
B.     Faktor Psikologis
Selain faktor fisik, faktor yang melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi atau faktor psikologis juga mempengaruhi dalam kegiatan menyimak, yaitu sebagai berikut :
1.      Prasangka dan kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan aneka sebab dan alasan.
2.      Keegosentrisan (mementingkan diri sendiri), yaitu sikap penyimak yang hanya mementingkan diri sendiri sehingga pembicara dan apa yang disampaika oleh pembicara tidak di tanggapi dengan serius.
3.      Kepicikan atau pandangan tidak luas. Yaitu keterbatasan pandangan atau wawasan penyimak terhadap bahan simakan yang menimbulkan salah makna atau salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara.
4.      Bosan dan jenuh, yaitu kondisi penyimak yang sudah bosan atau jenuh terhadap bahan simakan yang mungkin terlalu panjang atau terlalu monoton sehingga penyimak menjadi bosan, kemudian enggan untuk melanjutkan simakan.
5.      Sikap tidak sopan, yaitu sikap dan kesopanan sangat mempengaruhi proses menyimak , jika kita menyimak dengan sikap yang sopan maka kita akan nyaman dalam menyimak, begitu pula jika pembicara menyampaikan pembicaraan dengan sikap yang sopan kita akan menganggap baik kepada pembicara dan kita akan lebih mudah melakukan simakan.
Dari faktor psikologis di atas, dapat kita simpulkan bahwa ada dua faktor psikologis yang mempengaruhi menyimak, yaitu :
1)      Psikologis positif, maksudnya latar belakang hidup yang menyenangkan, yaitu proses menyimak akan berjalan dengan baik jika suasana hati dan pikiran penyimak dalam keadaan tenang dan menyenangkan. Juga Penentuan minat dan pilihan. Yaitu proses menyimak akan berjalan dengan baik jika bahan yang akan disimak oleh penyimak sesuai dengan minat dan pilihannya, jika bahan yang disimak sesuai dengan pilihan maka penyimak akan dengan penuh kesungguhan dalam menyimak, namun sebaliknya jika bahan simakan tidak sesuai atau bahkan bertentangan dengan minat dan pilihan penyimak maka penyimak akan setengah-setengah dan tidak serius dalam menyimak.
Kecerdasan emosional, yaitu kemampuan yang baik pada penyimak untuk cepat dalam menanggapi, memahami, dan merespon simakan. Faktor ini akan mempengaruhi apakah penyimak tangkas atau tidaknya dalam menyimak.
2)      Psikologis negatif, maksudnya memberi pengaruh yang buruk terhadap kegiatan menyimak seperti yang telah dijelaskan di atas.
Dalam hal inilah guru guru harus menampilkan fungsi bimbingannya dan mencoba memperbaiki kondisi-kondisi tersebut. Faktor-faktor psikologis mungkin pula sangat menguntungkan bagi penyimak. Misalnya, pengalaman-pengalaman masa lalu yang menyenangkan, kepandaian beraneka ragam, dan lain-lain.
C.     Faktor Pengalaman
Latar belakang pengalaman merupakan suatu faktor penting dalam memyimak.Kurangnya minat dalam menyimak merupakan akibat dari kurangnya pengalaman dalam bidang yang akan disimak tersebut.Sikap-sikapyang menentang dan bermusuhan timbul dari pengalaman yang tidak menyenangkan.Misalnya, siswa tidak akan “mendengar” ide-ide yang berada di luar jangkuan pengertian serta pemahaman mereka.
Begitu banyak istilah teknis dan abstrak yabg diperkenalkan dalam pengembangan kurikulum sehingga anak tetap dipadati dengan pengertian kata-kata yang samar dan kurang lengkap mereka dengar dalam pelajaran-pelajaran mereka. Maka, tidak dapat disangkal bahwa sebagian besar dari pengajaran terbang begitu saja, tiada melekat dalam otak.
Sikap-sikap kita merupakan hasil pertumbuhan, perkembangan serta pengalaman kita sendiri, maka dari itu pengalaman dari seorang pendidik sangat menentukan dalam menyimak, seperti :
1.      Pertumbuhan dan perkembangan sikap mempengaruhi minat menyimak, yaitu jika kita mempunyai minat terhadap sesuatu dan saat menyimak membahas tentang minat yang kita gemari maka kita akan merasa senang untuk menyimaknya, misal hobby atau minat terhadap sesuatu.
2.      Sikap-sikap yang antagonistik, sikap-sikap yang menentang, serta bermusuhan timbul dari pengalaman yang tidak menyenangkan.
3.      Kosa kata simak juga turut mempengaruhi kualitas menyimak.
4.       Makna yang dipancarkan oleh kata-kata asing cenderung untuk mengurangi serta menyingkirkan perhatian para siswa, karena ide-ide yang berada di luar jangkauan pengertian serta pemahaman mereka.
D.     Faktor Sikap
Setiap orang akan cenderung menyimak secara seksama pada topik-topik atau pokok-pokok pembicaraan yang dapat disetujui dibanding dengan yang kurang atau tidak disetujuinya. Pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama mengenai segala hal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang akan bersikap menerima pada hal-hal yang menarik dan menguntungkan baginya, tetapi bersikap menolak pada hal-hal yang tidak menarik dan tidak menguntungkan baginya.
Kedua hal itu memberikan dampak pada menyimak. Masing-masing dapat berupa dampak negatif dan dampak positif. Sebagai pendidik, nantinya kita pasti lebih memilih dan menanamkan dampak positif kepada siswa didik kita dari segala bahan yang disajikan, khususnya bahan simakan. Menyajikan bahan pelajaran yang baik dengan materi simakan yang menarik, ditambah dengan penampilan yang mengasikkan dan mengagumkan, jelas sangat menguntungkan dan sekaligus membentuk sikap positif bagi siswa.
Banyak faktor sikap yang mempengaruhi kegiatan menyimak yaitu sebagai berikut :
1.      Pokok-pokok pembicaraan yang kita setujui cenderung akan kita simak secara seksama dan penuh perhatian.
2.      Pembicara harus memilih topik yang disenangi oleh para penyimak.
3.      Pembicara harus memahami sikap penyimak karena merupakan modal penting bagi pembicara untuk menarik minat atau perhatian menyimak.
4.      Penampilan pembicara yang mengasyikkan dan mengagumkan, sehingga membentuk sikap positif para siswa.
E.      Faktor Motivasi
“Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Kalau motivasi kuat untuk mengerjakan sesuatu maka dapat diharapkan orang itu akan berhasil mencapai tujuan” (Tarigan, 1987:103).
Dorongan dan tekad diperlukan dalam mengerjakan segala sesuatu. Dalam mengutarakan maksud dan tujuan yang hendak dicapai, bagi seorang guru merupakan suatu bimbingan kepada para siswa untuk menanamkan serta memperbesar motivasi mereka untuk menyimak dengan tekun.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam kegiatan menyimak, berikut faktor motivasi yang menentukan tersebut ;
1.      Memiliki motivasi yang kuat dalam mengerjakan sesuatu terutama menyimak.
2.      Melibatkan system penilaian kita sendiri sehingga kita dapat memperoleh sesuatu yang berharga dari isi pembicaraan itu dengan sendirinya kita akan bersemangat untuk menyimaknya.
3.      Penyimak mengajukan pertanyaan “Apa dan apalagi yang dapat saya petik dari ceramah sang pakar ini?” karena pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang tepat dan sahih.
4.      Penyimak tidak yakin akan memperoleh sesuatu yang berharga dan berguna dari pembicaraan.
5.      Penyimak harus percaya bahwa penyimak mempunyai sifat kooperatif tenggang hati, dan analitis sehingga kita menjadi penyimak yang baik dan unggul.
F.      Faktor Jenis Kelamin
Dari beberapa penelitian, beberapa pakar menarik simpulan bahwa antara pria dan wanita, pada umumnya mempunyai perhatian yang berbeda dan cara mereka memusatkan perhatian pada sesuatu pun berbeda pula.
Tabel 1. Perbedaan Gaya Menyimak Pria dan Wanita
Perbedaan Gaya Menyimak
Pria
Wanita
Objektif
Aktif
Keras hati
Analisis
Rasional
Tidak mau mundur
Netral
Intrusif (Bersifat mengganggu)
Berdikari
Swasembada
Menguasai emosi
Subjektif
Pasif
Simpatik
Difusif (menyebar)
Sensitif
Mudah terpengaruh
Cenderung memihak
Mudah mengalah
Reseptif
Bergantung
Emosional

G.     Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar para siswa pada umumnya.Faktor lingkungan terdiri atas dua, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
a.       Dalam lingkungan fisik, ruangan kelas merupakan faktor penting dalam memotivasi kegiatan menyimak, seperti menaruh perhatian pada masalah-masalah dan sarana-sarana akustik, agar siswa dapat mendengar dan menyimak dengan baik tanpa ketegangan dan gangguan. Para guru harus dapat mengatur dan menata letak meja dan kursi sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk menyimak.
b.      Lingkungan sosial juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam menyimak. Anak-anak cepat sekali merasakan suatu suasana dimana mereka didorong untuk mengekspresikan ide-ide mereka, juga cepat mengetahui bahwa sumbangan-sumbangan mereka akan dihargai. Anak-anak yang mempunyai kesempatan untuk didengarkan akan lebih sigap lagi mendengarkan apabila seseorang mempunyai kesempatan berbicara. Jadi, suasana dimana guru merencanakan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan anak-anak dapat memanfaatkan situasi ruangan kelas untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi mereka.



H.     Faktor Peranan Dalam Masyarakat
Kemampuan menyimak dapat juga dipengaruhi oleh peranan dalam masyarakat. Peranan dalam masyarakat menjadi faktor penting bagi peningkatan keterampilan menyimak. Jika banyak menyimak maka akan banyak menyerap pengetahuan pula.
Tarigan (1987:107) menyatakan bahwa “banyak berjalan banyak dilihat; banyak disimak banyak diserap banyak pengatahuan.” Kemauan menyimak dapat dipengaruhi oleh peranan dalam masyarakat. Sebagai guru dan pendidik, dipandang perlu untuk menyimak ceramah, kuliah atau siaran-siaran radio dan televisi yang berhubungan dengan masalah pendidikan dan pengajaran. Sebagai seorang mahasiswa, diharapkan dapat menyimak lebih seksama dan penuh perhatian daripada sebagai karyawan harian pada sebuah perusahaan setempat. Jelaslah betapa pentingnya faktor peranan dalam masyarakat bagi peningkatan menyimak.
Upaya Penanggulangan Pemengaruh Dalam Menyimak
Seorang pembicara yang baik harus tahu syarat yang harus dipenuhi supaya sesorang itu dapat menyimak dengan baik, sehingga komunikasi dapat berlangsung secara ocial. Faktor-faktor yang dapat berpengaruh agar seseorang itu mampu menyimak secara efisien bergantung pada banyak hal, selain pada kualitas pembicaraan yang sungguh-sungguh baik, pribadi masing-masing penyimak juga sangat menentukan. Faktor-faktor tersebut ialah:
1)      Sikap
Keberhasilan menyimak sangat bergantung pada sikap.Sikap penyimak mempunyai pengaruh yang sangat besar. Apakah sikap itu sikap objektif ataukah sikap subjektif. Menyimak yang efisien menuntut beberapa syarat sikap, yaitu objektif, tidak berpihak dan sikap kooperatif. Andaikata penyimak itu mempunyai sikap prasangka, pasti hanya akan mendengarkan fakta-fakta atau pendapat-pendapat yang cocok dengan keyakinannya sendiri. Orang-orang yang bersikap dogmatis biasanya menyebabkan penyimak-penyimak  menjadi “miskin”, mereka biasanya menolak mendengarkan pandangan-pandangan yang berlawanan disebabkan oleh prasangka mereka.
Seseorang mungkin objektif  pada beberapa pernyataan, tetapi subjektif pada pernyataan yang lain. Banyak orang yang sulit memelihara sikap objektifnya, bila kepentingan mereka dipertaruhkan. Sering-sering sikap politik, ekonomi, ocial terbentuk pada seseorang dalam kehidupan yang masih sangat muda sebagai hasil dari lingkungannya. Kita umumnya tidak senang bila pendapat-pendapat tertentu kita mengalami tantangan dalam wujud pernyataan-pernyataan yang dapat mengganggu kepuasan kita. Dengan demikian setiap orang akan cenderung menyimak secara saksama pada ocia-topik atau pokok-pokok pembicaraan yang dapat disetujui daripada yang kurang atau tidak disetujuinya.
2)      Perhatian
            Keberhasilan Menyimak Bergantung Pada Perhatian.Orang akan bersedia menyimak sesuatu bila ocial-ide yang menarik perhatian. Ada bermacam-macam perhatian, ialah perhatian primer, perhatian sekunder, dan perhatian sesaat. Orang akan menunjukkan adanya perhatian primer bila ada pertalian langsung antara apa yang disimak dari pembicara dengan kepentingan kehidupan sehari-hari. Misalnya, akan menunjukkan adanya perhatian yang cukup aktif terhadap suatu perkembangan pendidikan di sebuah universitas, bila pembicara mengetengahkan adanya usaha menaikkan uang SPP tempat kita belajar atau tempat anaknya belajar.
Orang juga akan menunjukkan perhatian sekunder apabila mendengarkan bahwa pembicara menghimbau akan sesuatu. Contoh, anggota-anggota masyarakat berpendapat program kerja kemasyarakatan tentu cepat menarik perhatian, tetapi bila timbul upaya penarikan sumbangan tentu kita akan menolak. Namun bila ada upaya untuk menghentikan adanya usaha penarikan sumbangan, maka akan begitu tertarik dan gembira menghadapi masalah tersebut.
Persoalan lain yang dapat menarik perhatian adalah jenis perhatian sesaat (perhatian temporer). Misalnya, orang akan menunjukkan perhatian yang lebih besar pada masalah-masalah pemilihan umum pada saat pemilihan itu berlangsung. Orang akan tertarik dan menunjukkan perhatian yang lebih besar kepada masalah-masalah keluarga sendiri daripada kepada yang lain. Mahasiswa akan tertarik pada masalah kampus; guru akan tertarik pada masalah pendidikan; usahawan akan tetarik pada masalah keuangan dan penanaman modal; sedangkan ahli hukum tertarik pada hak-hak warga ocial.
3)      Motivasi
            Keberhasilan Menyimak Bergantung Pada Motivasi.Penyimak akan memperhatikan apa yang dibahas oleh pembicara jika isi pembicaraan itu berkaitan erat dengan hasrat dan kebutuhan dasarnya. Orang akan tertarik bila kaitan pembicaraan adalah untuk hal-hal berikut: bertambahnya prestise dalam masyarakat, bertambahnya wibawa pada kawan-kawan, dan atau terjaminnya pemeliharaan terhadap benda-benda kesayangan. Ada berbagai motivasi dasar dalam kehidupan manusia, yaitu kelangsungan hidup pribadi, hak milik, kekuasaan, nama baik, kasih sayang, emosi, dan cita rasa.
4)      Emosi
            Keberhasilan Menyimak Bergantung Pada Keadaan Emosi.Kemauan dan keberhasilan untuk menyimak banyak bergantung kepada keadaan emosi. Ketidakberhasilan menyimak yang tidak diinginkan merupakan hasil dari gangguan emosi. Misalnya keseganan menghadiri pembicaraan, kurang tertarik pada masalah pembicaraan atau sikap pada waktu menyimak yang dapat menimbulkan masalah-masalah yang bersifat menekan perasaan.
Pada pihak lain kegagalan menyimak merupakan hasil sikap terhadap pembicara. Orang berprasangka pembicara tidak kapabel dalam menganalisis masalah disebabkan oleh kemauannya, kurangnya latihan dan pengalaman, atau ketidakmampuannya dalam mengambil keputusan. Pembicara menyatakan sesuatu terlalu ekstrim, tidak logis, pernyataan-pernyataan dogmatis, sehingga mengganggu rasa intelegensi. Membuat pernyataan yang berlawanan dengan sikap politik, ekonomi, atau keyakinan social, dengan demikian menimbulkan rasa benci.
Menyimak yang baik bergantung kepada keadaan emosi penyimak. Pembicara akan tahu bahwa pandangannya akan menyimak dengan baik, jika penyimak itu bebas dari gangguan emosi, acuh tak acuh terhadap prasangka dan perasaan, selanjutnya mengambil sikap untuk menyimak secara sempurna.
Kebiasaan Jelek Dalam Menyimak
            Beberapa telah bandingkan serta wawancara dengan beartus-ratus orang, yang pernah dilakukan oleh Dr. Nichols, membuat beliau sampai pada kesimpulan adanya kebiasaan jelek yang secara universal mengganggu kegiatan menyimak. Berikut ini akan kita perbincangkan secara singkat setiap kejelekan itu.
a)      Menyimak Lompat Tiga
b)      Menyimak “Saya dapat Fakta”
c)      Noda Ketulian Emosional
d)      Menyimak Supersentif
e)      Menghindari Penjelasan yang Sulit
f)       Menolak Secara Gegabah Suatu Objek Sebagai Sesuatu yang Tidak Menarik
g)      Mengkritik Cara dan Gaya Fisik Pembicara
h)      Memberi Perhatian Semu
i)        Menyerah Pada Gangguan
j)        Menyimak Dengan Kertas dan Pensil di Tangan



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kegiatan menyimak tidak hanya perlu dipahami pengertiannya saja namun juga banyak faktor yang mendukung kegiatan menyimak menjadi efektif dan kritis yaitu salah satunya dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak yaitu, faktor fisik, faktor psikologis, faktor pengalaman, faktor sikap, faktor motivasi, faktor jenis kelamin, faktor lingkungan, serta faktor peranan dalam masyarakat. Dan juga bagaimana upaya penanggulangannya, ketika kita sudah mengerti dan memahmi faktor-faktor tersebut maka kita bisa menjadi penyimak yang kritis yang tidak hanya mendengarkan saja namun bisa meniru serta mempraktekkan materi/bahan yang telah disimak