4.1 Sinopsis Novel
Bidadari Bermata Bening Karya Habiburrahman El Shirazy
Ayna Mardeya merupakan santri sekaligus merangkap jadi khadimah (Pelayan Pondok Pesantren) di
pondok pesantren Kanzul Ulum desa
Candiretno, Secang-Magelang. Ayna sejak kecil sudah ditinggal ibunya dan sejak
lahir ditinggal ayahnya, ibunya seorang perempuan soleha yang tinggal di
Kaliwenang Tanggungharjo, Gerobogan. Hidupnya sangat sederhana gubug yang rapuh dan makan seadanya membuat
ia bertekad untuk menjadi TKW di arab, namun pihak agen penyaluaran membawa
ibunya ke Amman Yordania, bukan ke Arab. di yordania ibunya bertemu dengan Abdullah Jalal yang sekarang menjadi istri
ibunya. Namun disayangkan Abdullah Jalal meninggal sebelum Ayna Lahir, karena
di amman tidak punya saudara Akhirnya Ibu Ayna pulang dan melahirkan Ayna di
Indonesia, Kaliwenang. Beberapa minggu setelah kelahirannya, Ibunya Ayna
menyerahkan Ayna ke Pakde dan Bukdenya karena merasa tidak sanggup untuk
membesarkannya. Hingga akhirnya Ayna
dibesarkan oleh pakde dan budenya, sekarang Ayna melanjutkan sekolahnya di MA
di Pondok Pesantren Kanzul Ulum desa
Candiretno, Secang-Magelang.
Lingkunngan ponpes membuatnya merasa nyaman bertemu dengan
teman-teman seusianya dan juga senanpg dapat membantu Nyai Nur Fauziyah yang
bukan lain merupaka istri dari pengasuh ponpes yaitu Kiyai Sobron, Bu Nyai
mempunyai anak yaitu gus Asif Barkhiyah dan Gus Muhamdd Afif, diam-diam Ayna
suka dengan Gus afif namun perasaannya ia pendam jau-jauh karena merasa tidak
pantas. ketika diberi tugas Ayna langsung terampil tangkas dan penuh tanggung
jawab mengerjakannya, bahkan ketika tanpa disuruhpun ia punya inisiatif untuk
mengerjakannya ditambah dengan sifatnya yang baik sabar dalam melayani santri
yang lain ketika antre memberikan makanan, pengertian dan perilakunya yang
ramah, sopan, dan santun membuatnya disukai banyak orang-oranng baik para
santri, khadimah, dan para pengasuh ponpes.
Ibarat dua mata
sisi uang, tidak semua orang menyukai sikap kita termasuk Ayna, seorang santri
bernama Neneng begitu membencinya, Neneng selalu mengolok-olok bahwa Ayna
adalah anak haram karena lahir dari ibu TKW yang tidak memiliki ayah. Sekali, duakali
ayna masih bisa sabar dan menerima perlakuan dari Neneng tapi puncaknya ketika
pengumuman nilai hasil ujian dengan menggembirakan Ayna mendapat nilai yang
bagus sehingga menjadi peringkat nomor 1 (satu) di ponpesnya dan masuk 10
(sepuluh) besar nilai tertinggi se-Nasional. Prestasi yang membanggakan ini menyulut
emosi neneng yang mendapatkan nilai rendah karena membeli bocoran jawaban UN
yang ternyata salah dengan lalu Neneng mencaci maki Ayna di depan para santri
tentang asal usul Ayna, bahwa Ayna adalah anak haram. Mendengan laporan Zulfa
bahwa Neneng menghina ibunya, Ayna tidak terima akhirnya emosi Ayna memuncak
dan mendorong Neneng hingga jatuh, Neneng
tidak terima lalu ambil kayu dan mencoba memuli Ayna namum Ayna dapat
menghindar, Ayna menendang Neneng hingga terjatu dan pelipisnya berdarah.
Keduanya disidang oleh Kyai Sobron dan Nyai Nur Fauziyah, Ayna pun menjelaskan
peristiwa yang sebenarnya setelah ayna bercerita ditambah dengan rekaman video
yang sempat direkam oleh Zulfah akhirnya Kyai Sobron menyimpulkan bahwa Ayna
tidak bersalah.
Setelah lulus pesantren Ayna bingung mau melanjutkan
pendidikannya. Banyak teman-temannya yang akan melanjutkan kuliah di perguruan
tinggi negri, kuliah di luar negeri, bekerja di perusahaan , dan bahkan ada
yang ingin langsung mennikah. Akhirnya ayna memutuskan untuk tetap mengabdi di
pesantren karena ia beranggapan di Kaliwenang ia sudah tidak punya orang tua
hanya ada Pakde dan Bude yang menurutnya sikapnya kurang baik terhadap dirinya,
bahkan ketika perpisahan di ponpes mereka tidak datang padahal Ayna mendapat
peringkat nomor 1 (satu) begitu pikirnya. Tapi berbeda dengan Nyai Nur Fauziyah
yang menyuruh Ayna pulang terlebih dahulu lalu minta izin ke pakdenya untuk
mengabdi.
Setelah pulang ke kampung halaman, Ayna begitu merasa begitu
rindu dengan suasana desa kemudian ia kaget mendapati rumahnya telah berubah
menjadi bagus. dindingnya seperti baru saja dicat, ia bertemu dengan pakde
darsono dan budenya, serta Aripah dan Atiah. Perilaku mereka kurang baik
terhadap Ayna hanya Atikah yang baik, di desanya banyak majelis ta’lim yang
memintanya untuk mengisi pengajian karena masyarakat tahu bahwa Ayna merupakan
lulusan terbaik dari pesantren bahkan fotonya sudah dimuat di koran lokal. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan
Ayna sudah tidak nyaman lagi di rumah dan ingin ke ponpes namun itu dilarang
oleh pakdenya, hingga akhirnya Kyai sobron dan Nyai Nur Fauziyah serta
saudaranya datang ke rumahnya bermaksud untuk melamar Ayna, menikahkan Ayna
dengan Kyai Yusuf Badrudduja. Namun Ayna tidak bisa menjawab Ayna serahkan
semuanya ke pakde dan budenya yang mewakili sebagai orang tuanya, lalu pak
darsun meminta waktu seminggu untuk memikirkannya, setelah satu minggu Nyai dan
Kyai Sobron datang lagi ke rumah Ayna untuk menagih jawaban, Ayna pun sangat
senang dengn kehadiran Kyai Sobron dan berharap Pak Darsun dapat mengizinkan
dirinya menikah dengan Kayai Yusuf meskipun seorang duda dengan dua anak.
Namun sepertinya harapan untuk menikah dengan Kyai Yusuf
sirna karena pakde menolak lamaran tersebut, hati Ayna bersedih karena tidak
bisa tinggal bersama Nyai lagi di pesantren. Namun beberapa hari kemudian
Muhamadd Afif datang ke rumahnya bersama pak Kardi, Gus Afif kemudian bertemu
dengan Ayna dan mengungkap bahwa Gus Afif jatuh cinta dengan Ayna dan akan
melamarnya secepat mungkin, Ayna yang jatuh hati pun tidak bisa berbuat apa-apa
karena terharu tapi ia ingat pesan Nyai bahwa Gus Afif harus sekolah dulu
jangan berumah tangga kalo Gus Afif menikah bubar semuanya, kata-kata itu
selalu teringiang karena itu Ayna menolak dilamar Gus Afif kecuali Nyai Nur
Faizah dan Kyai Sobron yang datang melamarnya. Gus Afif pun menyaggupinya.
Mas Yoyok merupakan teman Aripah dan orang yang terpandang di
desanya rupanya menaruh hati kepada Ayna, Mas Yoyok berusaha mendekati Ayna
dengan cara memberi hadiah jalan-jalan atas dasar prestasi Ayna, awalnya Ayna
menolak namun akhirnya mau karena dipaksa oleh Aripah dan Atikah. Rupanya pakde
dan bude tau kalo Mas Yoyok suka pada Ayna, maka Pakde memberi saran kepada
Ayna untuk menikah saja dengan Mas Yoyok tapi Ayna menolak karena ia merasa
belum kenal dengan Mas Yoyok. Pakde dan budenya selalu membujuk untuk menikah
dengan Mas Yoyok hingga pada suatu hari Mas Yoyok datang bersama orang tuanya
untuk melamar Ayna dan pakde pun menerima lamaran tersebut, Ayna tidak bisa menolak
keputusan pakdenya. Ayna mencari tahu siap mas yoyok sebenarnya, sikapnya
bagaimana dan bisnisnya apa, sampailah Ayna bertemu dengan mbah Rukmini dan
Mbak Rosa, lalu diceritakan semua tentang Kusmono dan Yooyok. Mereka adalah
orang konglomerat yang terpandang, ia juga Anggota DPRD. Bisnisnya banyak mulai
dari karoeke, warung remang-remang, hingga jualan beras di pasar.
Waktu lamaran akhirnya tiba, Yoyok datang bersama Pak Kusmono
untuk melamar Ayna dan Pakde langsung menerimanya. Acara pernikahan
dilangsungkan pada hari sabtu awal minggu bulan Dzulhijah. Ketika Ayna sedang
sibuk menulis undangan pernikahannya, tiba-tiba Pak Kyai dan Bu Nyai datang ke
rumah bersama Gus Afif. Melihat undangan yang berserakan Bu Nyai pun kaget, ia
menyadari bahwa kedatangan Gus Afif untuk melamar Ayna sudah terlambat, Gus
Afifi yang tidak percaya dengan ini semua tiba-tiba sedih dan kepalanya ambruk
di atas meja, Ayna yang melihat itu semua tiba-tiba menangis sedih. Kemudian
Pak Kyai, Bu Nyai dan Gus Afif pulangdengan keadaan sedih terutama Gus Afif.
Hari pernikahan pun tiba Yoyok terlihat gagah dan Ayna
terlihat cantik, acara berlangsung sangat meriah banyak pejabat yang datang dan
memberi selamat kepada kedua mempelai. Selesai acara Yoyok dan Ayna pindah,
mereka menempati rumah yang baru. Sesuai dengan syarat yang telah diajukan
Yoyok tidak boleh menyentuh Ayna kecuali ia sudah bisa baca Al-Qur’an. Syarat
itu masih berlaku sampai sekarang, satu bulan setelah pernikahan sikap Yoyo
akhirnya terbongkar semua, Yoyok suka mabuk dan pulang malam, suka main judi,
dan main perempuan bersama teman-temannya. Hal itu membuat Ayna tidak tahan
hidup dengan Yoyok. Suatu hari Ayna dipanggil oleh mertuanya, Pak Kusmono. Pak
Kusmono bercerita bahwa dirinya dan Yoyok terancam masuk penjara karena kasus
korupsi karena itu Pak Kusmono bermaksud untuk minta bantua kepada Ayna. Salah
satu penyelidik kasus korupsi tersebut rupanya jatuh cinta kepada Ayna dan ia akan
membebaskan Pak Kusmono dan Yoyok jika ia bisa menikah dengan Ayna. Karena itu
Pak Kusmono minta Ayna dan Yoyok bercerai setelah itu Ayna menikah dengan
penyelidik teersebut, Pak Brams Badrudduja. Ayna yang mendengar itu merasa
sedih dan bergetar. Ia tidak menyangka nasibnya akan seperti ini.
Gus Afif mendadak sakit setelah peristiwa di rumah Ayna. Ia
tidak mau makan dan hanya terebaring lemah di kamarnya, Bu Nyai yang melihat
itu merasa bersedih dan bersalah karena ia tidak segera melamar Ayna Tiga hari kemudian
Ayna resmi bercerai dengan Yoyok, namun diluar dugaan Pak Kusmono dan Yoyok
ternyata masuk penjara tidak seperti awal sesuai kesepakatan. AYna yang melihat
peluang untuk terlepas dari keluarga Pak Kusmono akhirnya kabur dari rumah, dan
menuju teman ibunya yang ada di bogor, ia ingat bahwa teman ibunya pernah
hutang ke ibunya.
Setelah smapai di bogor ia kemudian pergi ke bandung, di
bandung ia tidak punya tujuan , Ayna sempat bekerja di kafe namun tidak lama.
Setelah itu ia bertemu dengan Bu Rosidah orang yang ia tolong ketika Bu Rosidah
mengalami kecopetan. Akhirnya Ayna mendapatkan pekerjaan di kantor Bu Rosidah
sebagai Office Boy, karena kerjanya
yang bagus displin dan cekatan beberapa bulan kemudia ia diaangkat menjadi
asisten Bu Rosidah hingga Ayna sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh Bu
Rosidah. Selain bekerja Ayna juga kuliah di fakultas bisnis dan mengikuti training bussines berbekal itu Ayna
mencoba untuk membuka usaha dengan nama
“Roti Barokah”. Sibuk dengan kehidupan yang baru tiba-tiba Ayna dapat
kabar bahwa Bu Nyai sedang sakit terbaring lemah, dengan tergesa-gesa Ayna
pergi ke rumah sakit menemui Bu Nyai. Tiba di rumah sakit tangis Ayna dan Bu
Nyai pecah tak terhingga. Di waktu yang bersamaan Gus Afif juga dihubungi untuk
pulang menengok Ayna, Gus Afif yang kebetulan kerja di rumah jalanan nilik Ayna
bersedia untuk pulang stelah dibujuk oleh kakanya, Gus Asyq.
Pada satu ruangan terdapat Kyai Sobron, Ayna, Gus Afif, dan
Bu Nyai Nur Fauziyah. Suasana saat itu campur aduk, bahagia, sedih, dan
terharuh menjadi satu. Bu Nyai yang tidak ingin mengulangi kesalahannya lagi
lalu ia berkata ingin menikahkan Ayna dan Gus Afif sekarang juga.betapa
bahagianya Gus Afif dan Ayna mendengar perkataan Bu Nyai, akhirnya keduanya
menikah di rumah Pak Kyai, acara pernikahan pun sangat meriha. Setelah menikah
lalu Gus Afif dan Ayna pergi ke Amman Yordania untuk bulan madu dan menimba
ilmu di sana. Ayna dan Afif sangat terlihat bahagia hingga Akhir cerita.