Rabu, 27 Februari 2019

pengertian fonologi


PENGERTIAN FONOLOGI DAN BIDANG
KAJIANNYA

PENGERTIAN FONOLOGI MENURUT BEBERAPA AHLI
Fonologi berasal (dari bahasa Yunani: φωνή, phone, "suara, suara" dan λόγος, logos, "kata, suara, subjek percakapan") adalah penelitian yang dilakukan mengenai pola bunyi bahasa yaitu pada bunyi-bunyi yang berfungsi dalam suatu bahasa.
ü  Menurut Frank Parker (1994), fonologi merupakan suatu bidang yang mempelajari sistem bunyi suatu bahasa: yaitu rumus-rumus yang menentukan aspek sebutan.
ü  Fromkin & Rodman (1998:96), fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa.
ü  Menurut Abdul Chaer (2003:102), secara etimologi istilah “fonologi” ini dibentuk dari kata “fon” yang bermakna “bunyi” dan “logi”  yang berarti “ilmu”. Jadi, secara sederhana dapat dikatakan bahwa fonologi merupakan ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa pada umumnya.
ü  Menurut Kridalaksana (2002) dalam kamus linguistik, fonologi adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.
ü  Verhaar (1984:36) mengatakan bahwa fonologi  merupakan bidang khusus dalam linguistik yang mengamati bunyi-bunyi suatu bahasa tertentu sesuai dengan  fungsinya untuk membedakan makna leksikal dalam suatu bahasa

Fonologi Mempunyai Dua Cabang Kajian, yaitu:
1.      FONETIK
·         Fonetik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak (Chaer, 1994: 102).
·         Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan menganalisa bunyi-bunyi ujaran yang dipakai dalam tutur, serta mempelajari bagaimana menghasilkan bunyi-bunyi tersebut dengan alat ucap manusia (Keraf, 1984: 30).
·          Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki penghasilan, penyampaian, dan penerimaan bunyi bahasa; ilmu interdisipliner linguistik dengan fisika, anatomi, dan psikologi (Kridalaksana, 1995: 56).

Jadi dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan  bahwa Fonetik yaitu cabang kajian yang mengkaji bagaimana bunyi-bunyi fonem sebuah bahasa direalisasikan atau dilafalkan. Fonetik juga mempelajari cara kerja organ tubuh manusia terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahasa.

Chaer (2007) membagi urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu, menjadi tiga jenis fonetik, yaitu:
a.       fonetik artikulatoris atau fonetik organis atau fonetik fisiologi, mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan  (Glenson. 1955:239-256; Malmberg, 1963:21-28).
b.       fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam (bunyi-bunyi itu diselidiki frekuensi getaranya, aplitudonya,dan intensitasnya alam (Malberg, 1963:5-20).
c.       fonetik auditoris mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita

Dari ketiga jenis fonetik tersebut yang paling berurusan dengan dunia lingusitik adalah fonetik artikulatoris, sebab fonetik inilah yang berkenaan dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau diucapkan manusia. Sedangkan fonetik akustik lebih berkenaan dengan bidang fisika, dan fonetik auditoris berkenaan dengan bidang kedokteran.

2.      FONEMIK
Fonemik adalah sebagai cabang studi fonologi mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna. Objek kajiannya terbatas pada fonem/ bunyi bahasa yang berfungsi membedakan makna kata.
Chaer (2007) mengatakan bahwa fonemik mengkaji bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan makna kata. Misalnya bunyi [l], [a], [b] dan [u]; dan [r], [a], [b] dan [u] jika dibandingkan perbedaannya hanya pada bunyi yang pertama, yaitu bunyi [l] dan bunyi [r].Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua bunyi tersebut adalah fonem yang berbeda dalam bahasa Indonesia, yaitu fonem /l/ dan fonem /r/. Fonemik adalah bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran menurut fungsinya sebagai pembeda arti.
Dalam kajiannya, fonetik akan berusaha mendeskripsikan perbedaan bunyi-bunyi itu serta menjelaskan sebab-sebabnya. Sebaliknya, perbedaan bunyi [p] dan [b] yang terdapat, misalnya, pada kata [paru] dan [baru] adalah menjadi contoh sasaran studi fonemik, sebab perbedaan bunyi [p] dan [b] itu menyebabkan berbedanya makna kata [paru] dan [baru] itu (Chaer, 1994: 102).

Oleh karena itu orang Indonesia bahkan juga orang asing yang mengerti ilmu bunyi dalam bahasa Indonesia, tidak akan pernah mengacaukan penggunaan kedua lambang bunyi itu. Mengapa? Tentu saja  karena mereka mengetahui bahwa kedua lambang bunyi itu berbeda secara fungsional.

Demikianlah pembahasan mengenai Pengertian Fonologi Dan Bidang
Kajiannya semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar