PENGERTIAN FONOLOGI DAN BIDANG
KAJIANNYA
PENGERTIAN FONOLOGI MENURUT
BEBERAPA AHLI
Fonologi
berasal (dari bahasa Yunani: φωνή, phone, "suara, suara" dan λόγος,
logos, "kata, suara, subjek percakapan") adalah penelitian yang
dilakukan mengenai pola bunyi bahasa yaitu pada bunyi-bunyi yang berfungsi
dalam suatu bahasa.
ü Menurut
Frank Parker (1994), fonologi merupakan suatu bidang yang mempelajari sistem
bunyi suatu bahasa: yaitu rumus-rumus yang menentukan aspek sebutan.
ü Fromkin
& Rodman (1998:96), fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari,
menganalisis, dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa.
ü Menurut
Abdul Chaer (2003:102), secara etimologi istilah “fonologi” ini dibentuk dari
kata “fon” yang bermakna “bunyi” dan “logi” yang berarti “ilmu”. Jadi,
secara sederhana dapat dikatakan bahwa fonologi merupakan ilmu yang mempelajari
bunyi-bunyi bahasa pada umumnya.
ü Menurut Kridalaksana (2002) dalam
kamus linguistik, fonologi adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki
bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.
ü Verhaar
(1984:36) mengatakan bahwa fonologi merupakan bidang khusus dalam linguistik
yang mengamati bunyi-bunyi suatu bahasa tertentu sesuai dengan fungsinya
untuk membedakan makna leksikal dalam suatu bahasa
Fonologi
Mempunyai Dua Cabang Kajian, yaitu:
1.
FONETIK
·
Fonetik
adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan
apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak
(Chaer, 1994: 102).
·
Fonetik
adalah ilmu yang menyelidiki dan menganalisa bunyi-bunyi ujaran yang dipakai
dalam tutur, serta mempelajari bagaimana menghasilkan bunyi-bunyi tersebut
dengan alat ucap manusia (Keraf, 1984: 30).
·
Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki
penghasilan, penyampaian, dan penerimaan bunyi bahasa; ilmu interdisipliner
linguistik dengan fisika, anatomi, dan psikologi (Kridalaksana, 1995: 56).
Jadi
dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
Fonetik yaitu cabang kajian yang mengkaji bagaimana bunyi-bunyi fonem
sebuah bahasa direalisasikan atau dilafalkan. Fonetik juga
mempelajari cara kerja organ tubuh manusia terutama yang berhubungan dengan
penggunaan bahasa.
Chaer
(2007) membagi urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu, menjadi tiga jenis
fonetik, yaitu:
a. fonetik artikulatoris atau
fonetik organis atau fonetik fisiologi, mempelajari bagaimana mekanisme
alat-alat bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa serta
bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan (Glenson. 1955:239-256;
Malmberg, 1963:21-28).
b. fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa
sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam (bunyi-bunyi itu diselidiki
frekuensi getaranya, aplitudonya,dan intensitasnya alam (Malberg, 1963:5-20).
c. fonetik auditoris mempelajari
bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita
Dari
ketiga jenis fonetik tersebut yang paling berurusan dengan dunia lingusitik
adalah fonetik artikulatoris, sebab fonetik inilah yang berkenaan dengan
masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau diucapkan manusia.
Sedangkan fonetik akustik lebih berkenaan dengan bidang fisika, dan fonetik
auditoris berkenaan dengan bidang kedokteran.
2.
FONEMIK
Fonemik adalah
sebagai cabang studi fonologi mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan
fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna. Objek kajiannya terbatas pada
fonem/ bunyi bahasa yang berfungsi membedakan makna kata.
Chaer
(2007) mengatakan bahwa fonemik mengkaji bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi
membedakan makna kata. Misalnya bunyi [l], [a], [b] dan [u]; dan [r], [a],
[b] dan [u] jika dibandingkan perbedaannya hanya pada bunyi yang pertama,
yaitu bunyi [l] dan bunyi [r].Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kedua bunyi tersebut adalah fonem yang berbeda dalam bahasa Indonesia,
yaitu fonem /l/ dan fonem /r/. Fonemik adalah bagian fonologi yang mempelajari
bunyi ujaran menurut fungsinya sebagai pembeda arti.
Dalam
kajiannya, fonetik akan berusaha mendeskripsikan perbedaan bunyi-bunyi itu
serta menjelaskan sebab-sebabnya. Sebaliknya, perbedaan bunyi [p] dan [b] yang
terdapat, misalnya, pada kata [paru] dan [baru] adalah menjadi contoh sasaran
studi fonemik, sebab perbedaan bunyi [p] dan [b] itu menyebabkan berbedanya
makna kata [paru] dan [baru] itu (Chaer, 1994: 102).
Oleh karena itu orang Indonesia bahkan juga orang
asing yang mengerti ilmu bunyi dalam bahasa Indonesia, tidak akan pernah
mengacaukan penggunaan kedua lambang bunyi itu. Mengapa? Tentu saja
karena mereka mengetahui bahwa kedua lambang bunyi itu berbeda secara
fungsional.
Demikianlah pembahasan mengenai ”Pengertian Fonologi Dan
Bidang
Kajiannya” semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan
kalian semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar